Soal Air Lindi dari TPA Sarimukti, Ini Tanggapan DLH Jabar

Kepala DLH Jabar, Prima Mayaningtias mengatakan, ada sejumlah upaya yang sedang dilakukan.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
Dok. Walhi Jabar
Foto-foto temuan Walhi Jabar soal air lindi TPA Sarimukti yang beracun 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, terus berupaya mengatasi masalah air lindi yang mengalir ke sungai Ciganas dan sungai Cipanauan, di Kabupaten Bandung Barat. 

Kepala DLH Jabar, Prima Mayaningtias mengatakan, ada sejumlah upaya yang sedang dilakukan.

Pertama, upaya jangka panjangnya dengan mengalihkan aliran sungai yang sudah tercampur lindi masuk ke Instalasi Pengolahan Leachate (IPL).

Foto-foto temuan Walhi Jabar soal air lindi TPA Sarimukti yang beracun
Foto-foto temuan Walhi Jabar soal air lindi TPA Sarimukti yang beracun (Dok. Walhi Jabar)

Upaya lainnya, kata dia, dengan penambahan aktivator pada kolam stabilisasi, kolam anaerobik dan aerobik.

"Sejumlah langkah juga dilakukan antara lain pengurasan kolam anaerobik dan aerobik, perbaikan posisi pipa dan pompa blower, perbaikan mesin aerator dan blower, pengadaan mesin surface aerator, dan penggantian media filtrasi," ujar Prima, Kamis (8/6/2023). 

Pada tahap awal, kata dia, air lindi yang masuk ke IPL tempat pengolahan kompos (TPK) Sarimukti dioperasikan dengan sistem konvensional, dimulai dari kolam stabilisasi, dialirkan ke kolam anaerobik, setelah itu dialirkan ke kolam aerobik 1 dan 2 dengan penambahan oksigen menggunakan blower dan aerator.

Baca juga: Cairan Beracun Diduga Sengaja Dialirkan ke Sungai Citarum, Berasal dari TPA Sarimukti

"Kemudian dilanjutkan ke kolam sedimentasi dan kolam filtrasi atau land treatment dan berakhir pada unit cascade sebagai unit pengolahan secara fisik sebelum air lindi dialirkan ke badan air penerima," katanya. 

Pada tahun anggaran 2021, kata Prima, telah diselesaikan pekerjaan peningkatan IPL TPK Sarimukti dengan memperbaiki kolam anaerobik dan kolam aerobik serta menambah unit pengolahan biologi-kimia yaitu unit koagulasi-flokulasi, unit sedimentasi, unit dissolved air flotation (DAF) dan unit filtrasi.

"Pada saat ini telah memasuki tahap pemeliharaan dengan melakukan upaya ujicoba untuk menentukan sistem operasi dan penggunaan bahan-bahan biologi kimia yang optimal," ucapnya.

IPL TPK Sarimukti ini, direncanakan untuk mengolah lindi dengan kapasitas maksimal 6-8 liter/detik dengan jumlah sampah yang ditimbun sebesar 1.200 ton/hari yang diperuntukkan untuk tiga Kota/kabupaten yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.

Pada 2016 Pemerintah Kabupaten Bandung turut menggunakan TPK Sarimukti dikarenakan TPA Babakan yang terletak di Desa Arjasari Kecamatan Ciparay ditutup oleh warga.

Berdasarkan data, kata dia, sampah yang ditimbun saat ini mencapai 1.943 ton/hari. Jumlah itu pun berdampak pada peningkatan debit lindi yang mencapai 14 Liter/detik pada musim hujan, sehingga menambah beban pada unit-unit pengolahan yang ada.

Pada tahun anggaran 2023 ini, telah dialokasikan biaya untuk perbaikan saluran drainase untuk membantu mengurangi debit air lindi yang masuk ke IPL.

"Saat ini masih dalam proses persiapan lelang, diharapkan bulan Juli sudah dapat dimulai proses konstruksi," ucapnya.

Selain upaya-upaya tersebut, pihaknya juga meminta bantuan dari Pemerintah Kota/Kabupaten untuk melakukan pemilahan sampah dari sumbernya agar mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke Sarimukti.(Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman.)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved