Sukma Sajati Meriahkan Peringatan Hari Lahir Pancasila dengan Helaran Budaya dan Jajanan Sumedang

"Semua jenis kesenian tradisi ada, yakni seni beladiri silat, jaipongan, Ada pula penampilan 100 rampak barong"

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Adityas Annas Azhari
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Kelompok pegiat seni dan budaya di Kabupaten Sumedang, Sukma Sajati memeriahkan hari lahirnya Pancasila, 1 Juni dengan helaran kesenian tradisi dan festival jajanan khas Sumedang, Kamis (1/6/2023) 

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kelompok pegiat seni dan budaya di Kabupaten Sumedang, Sukma Sajati memeriahkan hari lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945, Kamis (1/6/2023) dengan helaran kesenian tradisi dan festival jajanan khas Sumedang

Mengambil tempat di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, hadir dalam kegiatan itu, mantan anggota DPR RI dari dapil Sumedang, Majalengka, Subang (SMS), Maruarar Sirait

Ara, sapaan Maruarar, hadir bersama istrinya, Shinta Triastuti. Keduanya disambut tarian mini kolosal dengan musik jaipongan. Di saat pembukaan acara, Ara dan istri duduk bersila di tanah, bersama dengan para penari untuk berfoto bersama. 

Politisi PDIP Maruarar Sirait
Politisi PDIP Maruarar Sirait (KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)

Acara yang berlangsung sejak siang  hari di tanggal merah itu menjadi jadwal hiburan tersendiri bagi warga. Ribuan warga hadir menonton. Jajanan khas Sumedang juga digratiskan untuk hadirin. 

Rusanto Joko Pakoso, Ketua Sukma Sajati mengatakan acara tersebut selain sebagai upaya mengisi hari lahir Pancasila, juga bertalian dengan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno. 

Baca juga: Plh Wali Kota Ema Sumarna Mengklaim Penerapan Pancasila di Kota Bandung Cukup Bagus, Ini Buktinya

Bung Karno, Presiden Pertama RI menyebutkan konsep Trisakti yang di antaranya berkaitan dengan kebudayaan. 

Bunyi Trisakti pada pidato kenegaraan 17 Agustus 1964, yang berjudul Tahun Vivere Pericoloso adalah "... berdiri di atas kaki sendiri dalam ekonomi, bebas dalam politik, dan berkepribadian dalam kebudayaan". 

Baca juga: Sobat Muda Ono Surono di Bandung Beri Mandat Ganjar Pranowo Lanjutkan Ide Besar Bung Karno

"Semua jenis kesenian tradisi ada, yakni seni beladiri silat, jaipongan, Ada pula penampilan 100 rampak barong ," kata Rusanto di lokasi Helaran

Dia berharap Helaran ini menjadi penguat ciri kepribadian bangsa, khususya warga Sumedang. Dengan demikian, bangsa Indonesia tidak mudah didikte, setidaknya dalam hal kebudayaan. 

Baca juga: Kiprah Bung Karno di Bandung & Lahirnya Dasar Negara, Apriyanto Wijaya: Energi Pancasila Ada Disini

"Presiden RI, Pak Jokowi dalam pidatonya mengenahi hari lahir Pancasila hari ini menyebutkan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang tidak bisa didikte," kata Rusanto Joko Pakoso. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved