Lowongan Magang di Jepang, Masih Butuh Banyak Perawat dan Caregiver, Ini Syaratnya Bagi yang Mau

Sebanyak 121 calon peserta program magang di Jepang asal Jawa Barat melakukan tes fisik di Univeristas Pendidikan Indonesia, Rabu (24/5/2023).

TribunJabar.id/Muhamad Syarif Abdussalam
Kepala Disnakertrans Jabar, Rachmat Taufik Garsadi membuka tes fisik para peserta calon pekerja magang di Jepang, di UPI, Kota Bandung, Rabu (24/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebanyak 121 calon peserta program magang di Jepang asal Jawa Barat melakukan tes fisik di Univeristas Pendidikan Indonesia, Rabu (24/5/2023).

Program magang di Jepang sendiri menjadi perhatian bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat (Disnakertrans Jabar) dalam mengurangi angka pengangguran.

Kepala Disnakertrans Jabar, Rachmat Taufik Garsadi, mengatakan pemerintah selama ini menjalin kerja sama dengan International Manpower Development Organization Japan (IM Japan) untuk memproses penerimaan peserta praktek kerja dari luar negeri.

Baca juga: Keren! 47 Pelajar SMKN 2 Subang Dikirim Magang ke Jepang Selama 3-5 Tahun

IM Japan, katanya, menjadi sponsor dan pelindung peserta selama di Jepang atau dapat disebut juga bapak angkat bagi pekerja di Jepang.

"Dua tahun terakhir setelah pandemi ini Jepang banyak membutuhkan sekali tenaga kerja sehingga sebetulnya kalau jumlah lolos tes, tidak ada batasan berapa orang atau kuota sebanyak-banyaknya bisa magang," katanya di sela tes fisik tersebut.

Ia mengatakan untuk bisa lolos magang di Jepang, kriteria administrasi yang harua dipenuhi adalah usia maksimal 26 tahun, mengikuti tes tertulis dan tes fisik, sampai wawancara dan tes kesehatan. Mereka kemudian dilatih Bahasa Jepang.

"Kami harap anak-anak muda lulusan SMA dan S1 ini magang di Jepang karena banyak guna. Selain akan tingkatkan skill, akan mempunyai sikap jiwa industri seperti di Jepang. Setelah magang tiga tahun, bisa bangun Indonesia dengan sikap atitude industri," katanya.

Ia mengatakan ratusan ribu warga Indonesia tengah menjalani program magang di Jepang. Dengan mereka bekerja di Jepang, selain menghasilkan uang, juga akan membawa budaya kerja keras di Jepang ke Indonesia.

Ia mengatakan peluang masyarakat Jawa Barat untuk magang di Jepang terbuka sangat lebar, asalkan melalui jalur-jalur legal yang telah ditetapkan. Ia pun mendorong upaya magang di Jepang ini untuk menjrunkan angka pengangguran sekaligus peningkatan kualitas SDM Jawa Barat.

Direktur IM Japan, Akasaka, mengatakan secara umum Jepang masih membutuhkan begitu banyak perawat dan caregiver untuk lansia. Mengingat Jepang menjadi negara dengan jumlah generasi tua yang cukup tinggi.

"Kalau secara budaya memang antara Jepang dan Indonesia berbeda. Tapi banyak kecocokan antara Indonesia dan Jepang, karena pekerja Indonesia terkenal semangat, rajin, dan pekerja keras," katanya. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved