Kisah Petugas Damkar Sumedang Ditolak Bantu Padamkan Api, APD yang Dipakai Dinilai Tak Meyakinkan

Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Niat hati ikhlas menjalankan tugas memadamkan kebakaran, Petugas Damkar Kabupaten Sumedang malah ditolak, diminta untuk diam saja karena alat pelindung diri (APD) yang di bawah standar.

Kisah ini dituturkan Cece Ruhiyat, Kepala Bidang Damkar Satpol PP Kabupaten Sumedang.

Dia mendapatkan laporan dari anggotanya bahwa mereka tidak boleh terlibat pemadaman api.

"Waktu itu kejadian kebakaran pabrik di kawasan Cimanggung. Dari Damkar Kabupaten Bandung sudah ada di lokasi. Petugas kami datang, tapi karena APD tak meyakinkan, petugas kami diminta diam dulu," ujar Cece kepada TribunJabar.id, Jumat (28/4/2023).

"Dari Sumedang diam saja dulu. Baru setelah padam api, pendinginan bagian kami," katanya.

Baca juga: Suara Hati Personel Damkar Sumedang: Idealnya Satu Kecamatan Punya Satu Armada Pemadam Kebakaran

Cece mengatakan, khusus untuk kejadian kebakaran di wilayah barat seperti Jatinangor dan Cimanggung, pihaknya memang sering terlambat dan didahului oleh Damkar dari Cicalengka atau Cileunyi, Kabupaten Bandung.

"Hati kecil malu, sering keduluan. Apalagi waktu kejadian ditolak itu, APD yang dikenakan oleh Damkar Kabupaten Bandung ada yang diberikan ke petugas kami seusai penanganan kebakaran," kata Cece.

Problem di tubuh Damkar Sumedang saling tumpuk. Sebelumnya, mobil water supply mogok dan dibiarkan tanpa perbaikan selama 6 bulan. Satu mobil lain dibiarkan 2 minggu mogok.

Akibat hal itu, saat ada peristiwa kebakaran, para petugas Damkar dari UPT Damkar Sumedang Kota dan Bidang Damkar Satpol PP datang ke lokasi kebakaran tanpa mobil. Selanjutnya, persoalan APD tersebut. (*)

Baca juga: Damkar Sumedang Minim Pakaian Tahan Api yang Standar, Selama ini Pakai yang Mutunya Rendah

Silakan baca berita Tribunjabar.id di GoogleNews