Sapi di Kuningan Terancam Penyakit Lato-Lato, Pemkab Lakukan Skema Ini Untuk Hindari Penyebaran
Sejumlah sapi di Kuningan terancam positif penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) alias Lato-lato setelah ditemukan adanya beberapa sapi perah di kalangan
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNJABAR.ID,KUNINGAN - Sejumlah sapi di Kuningan terancam positif penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) alias Lato-lato.
Hal itu setelah ditemukan adanya beberapa sapi perah di kalangan peternak di daerah, positif terjangkit penyakit Lato-lato.
"Mengingat adanya ancaman itu, kami sudah membentuk skema untuk menghindar ancaman sebaran penyakit LSD, kita segara melakukan vaksinasi yang telah diterima dari pengajuan sebelumnya dari provinsi," kata Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Pemkab Kuningan, dr Rofiq saat dihubungi ponselnya, Selasa (7/3/2023).
Pelaksanaan vaksinasi pada sapi, kata Rofiq menyebut, ini dilakukan sebagai tindak pencegahan sekaligus memberikan kualitas imunitas sapi agar tetap sehat.
"Pemberian vaksinasi, kami sudah sosialisasi kepada para peternak sapi di daerah. Rencana vaksinasi itu diberikan secepatnya dengan kuota tersedia itu sebanyak 500 unit," katanya.
Melihat vaksinasi, kata Rofiq menyebut, ini tidak mungkin diberikan pada semua sapi yang ada di Kuningan. Sebab populasi sapi di daerah setelah mengalami dan melewati kasus PMK (penyakit mulut dan kaki), jumlahnya itu ada sekitar 36 ribu ekor.
Baca juga: Bandung Barat Penyumbang Sapi Mati Akibat PMK Terbanyak di Indonesia, Ini Penyebabnya
"Populasi sapi di Kuningan, terdiri dari dua jenis sapi potong dan sapi perah. Dari 36 ribuan itu, terdiri dari sapi potong sebanyak 26 ribu ekor dan sapi perah hingga kini, sebanyak 9 ribu ekor," katanya.
Kasus Penyebaran penyakit LSD atau yang dikenal penyakit lato-Lato sapi, mendapat tanggapan dari Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Pemkab Kuningan, dr Rofiq.
"Mengenai penyebaran penyakit LSD memang betul, dan itu sudah kami lakukan melalui cek laboratorium hingga hasilnya, beberapa sapi perah positif terjangkit penyakit LSD," kata Rofiq mengawali perbincangan tadi dengan TribunCirebon.com, Selasa (7/3/2023).
Adapun penanganan terhadap kasus LSD atau dikenal dengan sebutan penyakit Lato - Lato, Rofiq mengungkap hingga kini sudah melakukan pendataan terhadap peternak termasuk populasi sapi di Kuningan.
"Kita hingga kini, sudah melakukan pendataan jumlah peternak dan populasi sapi di Kuningan," katanya.
Teknik penanganan secara medis pada hewan, Rofiq menyebut, bahwa penanganannya tidak jauh beda pada kasus penyebaran penyakit mulut dan kaki pada beberapa waktu lalu.
"Secara teknis penanganan, dalam pengobatan, pencegahan serta penyembuhan pada sapi suspek LSD. Nyatanya sama yang dilakukan, ketika terjadi pada kasus PMK beberapa waktu lalu," katanya.
Hal ini, kata Rofiq menyebut, penyebab penyebaran penyakit LSD itu memiliki faktor banyak. Seperti manajemen kebersihan kandang serta penangkal terhadap sebaran insect atau serangga dan mobilisasi di lingkungan kandang itu sendiri.
Pemkab Kuningan
Dinas Peternakan
Lumpy Skin Disease
Peternak Sapi
Penyakit Mulut dan Kuku
hewan ternak
Anggota DPRD Jabar Sri Dewi Anggraini Ajak Semua Kalangan Jaga Kehalalan dan Kesehatan Ternak |
![]() |
---|
Heboh Website Pemkab Kuningan Diduga Bocor Hingga Muncul Beranda Situs Judi Online |
![]() |
---|
Alhamdulillah, Petani Tembakau di Sumedang Bakal Dapat Bantuan 150 Domba |
![]() |
---|
Kebutuhan Hewan Kurban Meningkat, Anggota DPRD Jabar Arief Maoshul: Beli Langsung di Peternak |
![]() |
---|
95 Persen Hewan Kurban untuk Hari Raya Idul Adha di Bandung Dipasok dari Luar Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.