Bandung Barat Penyumbang Sapi Mati Akibat PMK Terbanyak di Indonesia, Ini Penyebabnya

Jumlah sapi mati akibat terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tahun 2022 ternyata terbanyak di Indonesia.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
muhamad nandri prilatama/tribun jabar
ILUSTRASI - Jumlah sapi mati akibat terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tahun 2022 ternyata terbanyak di Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Jumlah sapi mati akibat terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tahun 2022 ternyata terbanyak di Indonesia.

Akibat PMK itu, sebanyak 4.679 ekor sapi di Bandung Barat tak tertolong.

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB, dari 4.679 ekor sapi yang mati tersebut, sebanyak 1.916 ekor di antaranya mati mendadak di kandang dan 2.763 ekor mati karena harus dipotong paksa.

Kepala Dispernakan KBB, Undang Husni Thamrin, mengatakan, meski populasi sapi bukan yang terbanyak, tetapi angka kematian sapi di daerah KBB akibat PMK tersebut memang menjadi yang terbanyak di Indonesia.

"Jumlah kematian sapi akibat PMK tercatat menjadi yang terbanyak (di Indonesia) dengan sapi perah yang lebih dominan," ujar Undang saat dihubungi, Minggu (5/2/2023).

Menurut Undang, banyaknya sapi mati akibat PMK itu karena di Bandung Barat khususnya wilayah Lembang, masuk sebagai sentra sapi perah dengan angka populasi sebanyak 23.433 ekor dan sapi potong tercatat 1.685 ekor.

Sapi yang mati tersebut memang lebih banyak sapi perah.

Akibat banyaknya jumlah kematian sapi yang terpapar PMK, kata Undang, produksi susu dari kandang-kandang para peternak sapi perah menjadi menyusut drastis. Kondisi itu membuat peternak merugi.

"Susu dari sapi yang terpapar PMK menyusut, dari yang normal bisa 25 liter, pas terkena PMK cuma lima liter," kata Undang.

Tak hanya itu, kata Undang, sapi perah yang sudah sembuh dari PMK juga tidak bisa menghasilkan susu dengan jumlah yang normal seperti biasanya. Para peternak harus memutar otak untuk mengatasi kondisi ini.

Ia mengatakan, banyaknya sapi yang mati akibat PMK ini akibat jarak antarkandang berdekatan. Sehingga virus PMK bisa cepat menular ke sapi yang lain dan tentunya kondisi ini menyebabkan sapi yang terpapar cukup banyak. (*)

Baca berita lainnya di GoogleNews

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved