Terkait Kematian Ibu Hamil di Subang, Dinkes Jabar Minta RSUD Subang Lakukan Evaluasi dan Audit Ini

Dinkes Jabar meminta RSUD Ciereng Subang untuk melakukan evaluasi dan audit atas kejadian yang menimpa Kurnaesih (39), ibu hamil yang meninggal dunia.

Tribun Jabar/ Ahya Nurdin
Juju Junaedi, suami Kurniasih menunjukan foto istrinya saat dirujuk ke RSUD Subang. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Jabar, Raden Vini Adiani Dewi, meminta RSUD Ciereng Subang untuk melakukan evaluasi atas kejadian yang menimpa Kurnaesih (39), ibu hamil asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, yang meninggal setelah tidak bisa mendapat penanganan di rumah sakit tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Kurnaesih meninggal dunia dalam perjalanan dari Subang ke rumah sakit di Bandung, setelah tidak bisa dirujuk ke RSUD Ciereng Subang, dengan alasan ruang PONEK penuh. Padahal, Kurnaesih saat itu tengah dalam keadaan darurat mau melahirkan.

Vini menjelaskan pentingnya rujukan terencana untuk ibu hamil. Ia mengatakan bahwa setiap ada ibu hamil, seluruh lintas sektor pelayanan kesehatan bersama masyarakat harus bekerja sama. Penanganan ibu hamil tidak bisa diselesaikan hanya oleh tenaga kesehatan. 

"Karena dalam proses kehamilan selama sembilan bulan, semua masyarakat bisa terlibat sehingga proses rujukan diharapkan menjadi rujukan terencana.  Yang terjadi ini (kasus Kurnaesih) adalah rujukan tidak terencana di mana pasien dalam kondisi sudah berat," katanya melalui ponsel, Minggu (5/3/2023).

Ia mengatakan pihak pelayanan kesehatan dan masyarakat, harus melakukan evaluasi terhadap perencanaan penanganan ibu hamil, khususnya mengenai rujukan terencana.

"Sehingga harus dilakukan evaluasi pada semua pihak termasuk masyarakat, agar sama-sama membantu ketika ada warganya yang hamil. Karena setiap ibu hamil sebenarnya merupakan kasus berisiko," tuturnya.

Vini meminta pihak rumah sakit untuk melakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) untuk menelusuri kembali sebab kesakitan dan kematian ibu dan bayi dengan tujuan mencegah kesakitan dan kematian yang akan datang, serta dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

"Untuk dilakukan Audit Maternal Perinatologi sehingga akan diketahui titik lemah dan dijadikan bahan untuk rekomendasi perbaikan pelayanan ke depan. Juga kepada masyarakat setempat harus diberikan pembinaan dan sosialisasi kehamilan yang sehat," tuturnya.

Vini mengatakan Pemprov Jabar akan turun tangan untuk melakukan pembinaan kepada berbagai pelayanan kesehatan di Jawa Barat sehingga kasus serupa tidak terjadi kembali.

"Insyaa Alloh kami dari tingkat provinsi akan mengadakan pembinaan, kami akan koordinasikan," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved