Terminal Indihiang Tasik Selalu Sepi Bagai 'Terminal Hantu', Akan Diusulkan Jadi Terminal Terpadu

Sejak dioperasikan 2007 lalu, Terminal Tipe A Indihiang memang tak pernah ramai dari penumpang.

firman suryaman/tribun jabar
Terminal Tipe A Indihiang Kota Tasikmalaya di Jalan Brigjen Wasita Kusumah, Rabu (14/2/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Penjabat (PJ) Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, mengaku sudah berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan terkait sepinya Terminal Tipe A Indihiang.

Pihak Kemenhub, lanjut Cheka, masih mengidentifikasi permasalahannya, termasuk penyebab pasti kenapa terminal itu selalu sepi.

Meski demikian, ujar Cheka, ia sudah memerintahkan Dishub Kota untuk terus memantau perkembangannya.

"Mudah-mudahan segera ada solusi," kata Cheka yang sebelumnya menduduki jabatan Direktur di Kemendagri, saat dimintai komentarnya mengenai Terminal Tipe A Indihiang, yang saking sepinya menjadi mirip "terminal hantu".

Baca juga: Pj Wali Kota Tasik: Nasib Terminal Indihiang yang Sepi Menunggu Solusi dari Hasil Kajian Kemenhub

Sejak dioperasikan 2007 lalu, Terminal Tipe A Indihiang memang tak pernah ramai dari penumpang.

Masuk ke lokasi terminal ini seperti masuk ke kompleks yang tak bertuan.

Begitu menapaki halaman terminal, area parkirnya dipenuhi rumput liar dan ilalang. Pos jaga di depan kusam dan kosong.

Memasuki ruangan depan bangunan, kesan sepi tak berpenghuni juga sangat terasa.

Front office sekaligus tempat informasi tak dijaga petugas.

Dua ruang untuk bermain anak-anak juga kosong-melompong. Padahal fasilitasnya terbilang lengkap.

Masuk ke ruang tunggu penumpang, deretan kursi tampak kosong. Yang terlihat duduk hanyalah para pegawai loket, yang lebih banyak kongkow karena tak ada penumpang datang membeli tiket.

Sepinya penumpang akhirnya juga membuat hampir semua kios makanan dan minuman ringan yang ada di terminal tak lagi dibuka. Dari semua kios yang ada, hanya dua yang masih beroperasi. Itu pun sepi.

Sejumlah warga Kota Tasikmalaya mengatakan, terminal ini tak pernah ramai karena lokasinya yang terlalu jauh. Itu membuat masyarakat malas datang ke terminal.

Kondisi ini diperparah dengan adanya dua pool bus raksasa Kota Tasikmalaya, PO Budiman dan PO Primajasa, yang tak hanya berfungsi sebagai garasi, tapi juga sebagai "terminal bayangan".

"Lokasi terminal terlalu jauh, membuat kami malas. Mending naik di pool atau di lokasi lain yang lebih dekat," kata Isal (45), warga Jalan Letjen Ibrahim Adjie, yang kerap bepergian ke luar kota, Rabu (8/2).

Hal senada dikatakan Iwan (40), warga Jalan AH Nasution. Menurutnya, andai saja sejak awal dibangun lokasi terminal ini di lokasi yang kini berdiri Bale Kota, terminal ini tak akan sesepi ini.

Minimnya sarana angkutan dari wilayah perkotaan menuju terminal juga menjadi penyebab sepinya terminal.

Dengan kondisi seperti itu, warga pun akhirnya memilih naik di pool-pool bus yang lokasinya lebih dekat dan mudah dijangkau angkot maupun ojol.

Akibatnya, para sopir bus AKDP dan bus tiga perempat yang melayani trayek dekat pun menjadi enggan masuk terminal. Mereka memilih mangkal di luar terminal, karena di situ lah ternyata penumpang menunggu.

Baca juga: Terminal Tipe A Indihiang Tasikmalaya Terbengkalai, Pengamat Transportasi : Pemerintah Harus Tegas

Terminal Terpadu

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Koswara, mengatakan Terminal Indihiang di Kota Tasikmalaya ini sebenarnya bisa saja dikembangkan menjadi terminal terpadu.

Namun, pengembangan ini tentu memerlukan kajian lebih lanjut.

Ia pun belum mengusulkan program-program untuk meramaikan aktivitas di Terminal Indihiang kepada Kementerian Perhubungan selaku pihak yang berwenang mengelolanya.

"Terminal Indihiang punya Kemenhub. Saat ini belum (mengajukan program pengembangan Terminal Indihiang), mungkin ke depannya jadi terminal terpadu," katanya melalui ponsel, Kamis (16/2).

Sebelumnya, Korsatpel Terminal Tipe A Indihiang, A Sardi, menegaskan aktivitas menaikturunkan penumpang di pool sebenarnya melanggar aturan.

"Regulasinya sudah jelas, wajib hukumnya menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal bukan di tempat lain, seperti pool maupun terminal bayangan," kata Sardi.

Ia mengaku sudah melakukan sosialisasi ke sejumlah pool bus terkait regulasi tersebut.

"Kami meminta pihak pool mulai melaksanakan aturan, yakni bertahap memindahkan aktivitas menaikturunkan penumpang di terminal," kata Sardi.

Terpisah, Kepala Operasional Pool Bus Budiman, Ahmad Lujen, mengakui pool bus yang ia kelola semula memang hanya sebagai garasi bus dan tempat perbaikan.

Namun seiring berjalannya waktu, mulai berdatangan penumpang yang naik dari pool.

Baca juga: Penumpang Malas ke Terminal Indihiang Tasikmalaya Karena Jauh, Akhirnya Pilih Langsung ke Pool Bus

Para penumpang ini, ujarnya, mengaku malas datang ke terminal karena terlalu jauh.

"Kami tak bisa apa-apa. Kasihan kalau ditolak," ujarnya.

(firman suryaman/syarif abdussalam)

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved