Kupu-kupu Malam di Pangandaran Ternyata Kebanyakan dari Luar, Ini yang akan Dilakukan Dinsos
Sejumlah PSK yang terjaring operasi penertiban Satpol PP dan Dinsos Pangandaran ternyata kebanyakan berasal dari luar pamngandaran.
Penulis: Padna | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) yang terjaring operasi penertiban petugas SatPol PP dan Dinas sosial (Dinsos) Kabupaten Pangandaran ternyata kebanyakan dari luar Pangandaran.
Hal tersebut terlihat saat satu petugas SatPol PP dan Dinsos melakukan pendataan dan menanyakan kepada setiap PSK.
Pendataan ini dilakukan di satu ruangan Mako SatPol PP Kabupaten Pangandaran, Selasa (14/2/2023) malam.
Sebelumnya, sejumlah PSK ini didatangi petugas SatPol saat sedang melakukan aktivitas di warung remang-remang tempat kerjanya.
Baca juga: Satpol PP Pangandaran Datangi Warung Remang-remang, Ternyata Banyak PSK yang Masih Lakukan Ini
Dalam pendataan, para PSK satu per satu ditanyakan kartu identitas (KTP) dan alasan terhadap keluarganya ketika berada di warung remang-remang di Pangandaran.
Kepala Bidang Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Kabupaten Pangandaran, Umar, mengatakan, memang setelah didata kebanyakan "Kupu-kupu malam" itu berasal dari luar Pangandaran.
"Yang orang Pangandaran hanya ada dua orang, sisanya ada yang dari Tasik, Banjar, Ciamis, dan Sukabumi," ujar Umar di sela-sela tugasnya di Mako SatPol PP Kabupaten Pangandaran, Selasa (14/2/2023) malam.
Kepala Bidang Sosial di Dinas Sosial Kabupaten Pangandaran, Ruhendi, mengatakan, setelah diamankan, para PSK itu akan dikembalikan ke keluarga mereka.
"Dalam arti, supaya mereka tidak mengulangi pekerjaan seperti itu lagi (menjadi PSK)," katanya.
Namun, jika nanti mereka ditemukan lagi dengan pekerjaan yang sama di wilayah Pangandaran pihaknya akan bekerjasama dengan Kementerian Sosial (Kemensos).
"Kami akan bekerja sama dengan Kemensos, mereka akan diberi pelatihan di balai yang berada di Sukabumi," ucapnya.
Adapun ketika pulang dari balai, mereka diberi bekal keterampilan apa pun yang tujuannya mereka bisa berpindah profesi.
"Dari sekarang bekerja seperti itu (PSK), bisa menjadi lebih baik dengan kehidupan normal seperti masyarakat pada umumnya," ujarnya.
Kecuali, kata dia, kalau dampak dari penertiban tadi malam, mereka kapok dan bisa berperilaku baik.
"Tentu, akan cukup sampai di sini. Karena, pasti orang tuanya tidak ingin melihat atau mendengar anaknya yang mempunyai pekerjaan seperti itu (PSK)," kata Ruhendi. (*)
Polemik KJA di Pangandaran Belum Selesai, Warga dan Pelaku Wisata Makin Tegas Menolak |
![]() |
---|
FKP2WP Tegaskan Tolak KJA di Pantai Timur Pangandaran, Ada 1.040 KK yang Bakal Terimbas |
![]() |
---|
Rumah Warga Batu Karas Pangandaran Ambruk Akibat Hujan Deras Saat Lansia 87 Tahun Tidur Pulas |
![]() |
---|
Mantan Bupati Pangandaran Rasakan Pengalaman Berbeda, Ikut Upacara HUT RI di Tingkat Desa |
![]() |
---|
Update Polemik KJA di Pangandaran, Dekan Unpad Buka Dialog Terbuka dengan Susi Pudjiastuti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.