Sebulan Ini Harga Beras di Pasar Ciamis Naik Sekitar Rp 1.500, Pedagang: Belum Ada Tanda-tanda Turun

Dalam sebulan terakhir harga beras di tingkat eceran di Pasar Manis Ciamis naik rata-rata Rp 1.500 per kilogram.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/ANDRI M DANI
Pedagang beras di Pasar Manis Ciamis, Kamis (26/1/2023). Dalam sebulan terakhir harga beras di tingkat eceran di Pasar Manis Ciamis naik rata-rata Rp 1.500 per kilogram. 

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Dalam sebulan terakhir harga beras di tingkat eceran di Pasar Manis Ciamis naik rata-rata Rp 1.500 per kilogram.

Seperti harga beras nomor 2 naik dari Rp 10.000 per kg jadi Rp 11.500 per kg, beras nomor 1 naik dari Rp 11.000 per kg jadi Rp 12.500 per kg. Bahkan di tingkat eceran di warung bisa lebih dari Rp 13.000 per kg.

”Setelah tahun baru harga beras naik berangsur nyaris terjadi setiap hari.” ujar Mumu (50), pedagang beras di Blok F-18 Pasar Manis Ciamis kepada Tribun Kamis (26/1).

Menurut Mumu, harga beras nomor 1 sebelum tahun baru masih di kisaran Rp 11.000 per kg tapi pada minggu terakhir Januari ini sudah tembus angka Rp 12.500 per kg.

Sedangkan beras nomor 2 (medium) pada kurun waktu yang sama naik dari Rp 10.000 per kg jadi Rp 11.500 per kg.

Baca juga: Sejumlah Pedagang Makanan di Kota Cirebon Keluhkan Harga Beras yang Naik tapi Kualitasnya Turun

Sementara beras kualitas super kemasan 5 kg dengan merek khusus yang biasanya Rp 60.000/kantong (kapasitas 5 kg) naik jadi Rp 67.500/kantong.

Atau bila dihitung per kg harga rata-rata beras super kemasan semula Rp 12.000 per kg naik jadi Rp 13.500 per kg.

Dari berbagai jenis dan kualitas beras tersebut dalam sebulan ini terjadi kenaikkan rata-rata Rp 1.500 tiap kilogramnya.

“Gejala kenaikkan sudah mulai dirasakan sejak 3 bulan lalu. Tetapi yang sangat terasa sebulan terakhir terutama setelah tahun baru. Belum ada tanda-tanda akan turun, malah naik terus. Apalagi nanti menjelang lebaran dan bulan puasa.,” katanya.

Kenaikkan harga beras yang cukup dirasakan oleh konsumen tersebut menurut Mumu dampak dari gagal panen sebelumnya.

“Musim tanam kemarin, kan banyak sawah yang gagal panen gara-gara serangan hama. Sementara musim tanam sekarang baru mulai. Panen diperkirakan akan berlangsung setelah lebaran nanti. Jadi masa pacekliknya masih lama,” katanya.

Baca juga: Jangan Coba-coba Menimbun Beras di Cimahi di Saat Harga Melejit, Polisi akan Tegas Lakukan Ini

Karena banyak yang gagal panen pada musim tanam sebelumnya menurut Mumu banyak petani yang menahan gabah mereka. Terutama digunakan untuk kebutuhan sendiri, dengan perhitungan baru akan dilepas bila nanti panen sudah dimulai lagi.

“Kalau ada petani yang terpaksa menjual, itupun harga gabahnya sudah mahal,” ungkapnya.

Sebulan lalu harga gabah di tingkat petani di Sadananya menurut Mumu masih Rp 6.000 per kg atau Rp 600.000/kuintal.

“Tetapi sekarang sudah tembus Rp 650.000/kuintal. Itupun barang (gabah) nya susah, langka,” ujar Mumu yang juga pemilik pabrik penggilingan padi (heuleur) di kampungnya di Desa Bendasari Sadananya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved