Uniknya Menu Hidangan Molecular Gastronomy, Mulai Dari Batu Hingga Lumut
Menikmati makanan yang dibuat dengan teknik molecular gastronomy dari menu batu hingga lumut
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR. ID, BANDUNG - Menikmati makanan yang dibuat dengan teknik molecular gastronomy memang memberikan pengalaman tersendiri saat menikmatinya.
Anda bisa saja terkecoh dengan setiap makanan yang disajikan karena tampilannya kadang tidak sesuai rasanya.
Seperti molecular gastronomy yang dihadirkan oleh Executive Chef Maison Teraskita, Idwan yang menyajikan makanan tradisional dengan tema "Bandung Suis Escape".
"Kita memperkenalkan makanan tradisional Bandung dengan cara molekular gastronomi, yaitu apa yang kita lihat bentuk makanannya, rasanya beda," ujar Idwan saat ditemui di Maison Teraskita, Jalan Asia Afrika No 55, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Warung Steak Simantan, Sediakan Hidangan Murah Rasa Restoran di Pinggir Jalan Kota Bandung
Menu makanan pertama yang dihadirkan bernama Tangkuban Parahu dengan penampilan bebatuan dengan hiasan pasir dan daun disampingnya.
Uniknya Anda harus mengamati satu persatu makanan yang ada dan jangan sampai terkecoh karena di makanan ini terdapat batu asli dan makanan yang berbentuk batu.
"Tangkuban perahu itu isinya adalah ketan bakar yang dikemas seperti batu. Taburan sambal oncomnya ada di dalam dan bentuknya warna hitam seperti batu. Warna hitamnya dari charcoal atau arang yang kemudian dimasak,, " ujar Chef Idwan.

Di bagian bawah batunya terdapat pasir yang terbuat dari biji wijen dan tentunya bisa dinikmati.
Selanjutnya ada menu Lukut Majalaya yang dikemas seperti lumut dengan taburan pasir di bawahnya.
"Ini adalah pepes tahu yang dikemas seperti lumut. Rasanya memang pedas dan pasir ini kalau dinikmati bersamaan bisa mengurangi rasa pedasnya," kata dia.
Baca juga: Hidangan Yu Sheng dan Haisom Menjadi Kuliner Istimewa Khas Imlek, Memiliki Khasiat Selain Rasa Lezat
Tampilan Lukut Majalaya ini begitu menarik dengan lumuran daun kemangi di bagian atasnya.
Menurut Chef Idwan, setiap bahan makanan yang ada di piring tersebut lebih baik dimakan dan dirasakan sehingga rasanya seimbang.
Chef Idwan pun menghadirkan menu sup dengan nama Baduy Street yang dimasak dengan teknik ala Prancis.
"Untuk membuat kuah ini dimasak dengan proses apo kecil selama tiga jam supaya rasa kalinya gurih padahal tidak diberi bumbu apa-apa," ujarnya.
Di dalam sup tersebut terdapat daging beef yang begitu lembut dan begitu pas ketika disantap dengan kuah gurih.
"Dagingnya dimasak dengan suhu 50 derajat selama tiga setengah jam dengan api kecil sehingga nutrisi dan rasa juicy di daging masih ada," kata dia.
Anda juga bisa menikmati sorbet dengan nama Batok Halimun yang tampilannya begitu menarik yaitu ice cream dengan rasa kelapa yang disajikan dalam batok coklat.
Lalu terdapat bambu berwarna hijau yang ternyata adalah alpukat, ditambah kesegaran lain berupa nangka, peyeum dan ranting cokelat.
Menu utama yang disajikan bernama Nyi Iteung, tampilannya begitu menggugah selera dan unik.
Baca juga: Menikmati Hidangan Laut Khas Pangandaran, Crazy Crab, Harganya Rp 1 Juta Per Porsi
Terdapat gumpalan hitam yang ternyata singkong dibalut arang dan terdapat saus kecombrang diatasnya.
Lalu dipadukan dengan daging ayam yang dibalut dengan kulit pie sehingga begitu lembut ketika disantap.
Kejutan lainnya adalah bagian daun yang ketika dipotong ternyata adalah urab yang dihiasi oleh bisa yang bisa dimakan.
Menariknya lagi ada menu khusus yang dihadirkan oleh Chef Hatta dari Yogyakarta dengan nama Leuweung.
Sebelum menikmati menu Leuweung, suasana ruang makan pun dibuat seakan-akan berada di hutan, mulai dari teknik pencahayaan ruangan yang diganti dan juga tampilan video dan suara hutan.
Di menu Leuweung ini terdapat hiasan daun pinus yang tidak bisa dimakan berisi gepuk krispi dan menu yang menyerupai kuning telur.
Bahan kuning telur ini adalah perpaduan tomat dan wortel yang bisa langsung disantap melalui cangkang telur.
Menariknya lagi hidangan ini disiram oleh nitrogen sehingga terdapat kesan embun yang berada di hutan.
Baca juga: Resep Makanan Khas Imlek Sup Delapan Jenis, Hidangan Mewah yang Mudah Membuatnya
Menu penutup bernama Talaga Bodas pun dikemas begitu menarik karena terdapat kue ape yang dibentuk seperti payung dan didalamnya terdapat bulatan mini berwarna coklat.
Lalu disebelahnya terdapat es krim dan saus strawbery sebagai pelengkap.
"Yang berbentuk bulat itu adalah bandros dan yang kuning adalah sabayon. Itu adalah es krim dari kuning telur dan rasanya manis dan saya kasih pandan sehingga ada khas Indonesianya," kata Chef Idwan.
Sambil menikmati hidangan penutup, pengunjung diminta untuk menggunakan jas hujan.
Tak lama kemudian pengunjung disiram oleh nitrogen dingin yang dipastikan tidak berbahaya sehingga memberikan efek hujan dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Santosa Hospital Bandung Central Edukasi Publik Lewat Seminar Jantung |
![]() |
---|
Tempayan Hadirkan Kuliner Khas Indonesia dengan Jejak Rasa Baru |
![]() |
---|
Digitalisasi Jadi Tantangan dan Peluang Baru bagi Industri Ritel dan UMKM |
![]() |
---|
Rakornas Himbarsi 2025: BPR Syariah Didorong Jadi Penguat Ekonomi Umat |
![]() |
---|
Mobkas Kian Diminati, Begini Cara Trade In Mobil Bekas dari OLXmobbi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.