Sesama Sopir Truk Proyek Tol Cisumdawu Sumedang Nyaris Bentrok, Dipicu Tudingan Jalan Rusak

Bentrokan nyaris terjadi antarsopir kendaraan pengangkut material untuk pembangunan Jalan Tol Cisumdawu di Kabupaten Sumedang, Selasa (24/1/2023).

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Bentrokan nyaris terjadi antarsopir kendaraan pengangkut material untuk pembangunan Jalan Tol Cisumdawu, di Desa Bongkok, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (24/1/2023). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Bentrokan nyaris terjadi antarsopir kendaraan pengangkut material untuk pembangunan Jalan Tol Cisumdawu, di Desa Bongkok, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (24/1/2023).

Sopir truk kecil yang di antaranya banyak merupakan warga lokal memarkirkan truk mereka di pinggir jalan.

Mereka turun dari kendaraannya itu dan berkumpul.

Dalam aksi massa ini, mereka memberhentikan kendaraan yang lebih besar seperti tronton, yang sama pula mengangkut material untuk proyek Tol Cisumdawu.

Baca juga: Awal Tahun 2023, Sudah Ada 5 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Sumedang

"Kami tidak enak dituding bahwa kami adalah penyebab kemacetan di jalan ini, juga kami dituding menyebabkan jalan-jalan menjadi berlubang sehingga merepotkan banyak pihak, terutama warga sekitar," kata Arif (40), seorang sopir truk.

Truk tronton keluar masuk area itu siang dan malam.

Tetapi sopir truk kecil mendapatkan larangan untuk beroperasi siang karena tudingan itu.

Larangan itu dikatakan para sopir berasal dari salah satu pemegang proyek di jalur tersebut.

Baca juga: Wilayah Paseh Sumedang Kembali Disapu Angin Puting Beliung,12 Bangunan Rusak

"Sebelum ada tronton, jalan ini aman, tak macet dan tak rusak," katanya.

Haryadi (42), sopir truk lainnya, mengatakan bahwa di lokasi proyek Tol Cisumdawu ada banyak truk lalu lintas.

Setiap sopir truk mengirimkan material untuk pemegang tender yang berbeda-beda.

"Kami truk kecil kalau dilarang beroperasi siang karena dituding menyebabkan kemacetan mau bagaimana. Tidak ada pangkalan yang mau mengisikan material. Beda dengan tronton, siang malam banyak yang ngisi," kata Haryadi di tempat yang sama.

Para sopir truk kecil ingin keadilan. Mereka ingin tronton beroperasi semalam penuh, maka pada siang hari giliran sopir truk kecil yang beroperasi.

Bentrokan nyaris terjadi. Para sopir ini berkumpul dan mengejar setiap mobil tronton yang mendekat ke lokasi mereka. Beruntung aparat TNI dan Polri berada di lokasi untuk meredam mereka. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved