Pembunuhan Sekeluarga

Sosok Siti Fatimah, Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs, Yatim Piatu Sejak Kecil, Punya 2 Anak Kecil

Siti diketahui sudah ditinggal oleh kedua orangtuanya sejak kecil, kemudian diurus dan tinggal bersama kakaknya

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Ravianto
sidqi al ghifari/tribun jabar
Foto Siti Fatimah (31) saat masih muda. Ia jadi salah satu korban dalam kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon cs. 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Sosok Siti Fatimah (31) korban pembunuhan berantai yang diotaki oleh Wowon cs diungkap oleh sang kakak yaitu Cucu Supriatna.

Siti Fatimah diketahui sudah ditinggal oleh kedua orangtuanya sejak kecil, kemudian diurus dan tinggal bersama kakaknya di Kampung Sawah Gunung, Desa Sukamulya Kecamatan Pakenjeng Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Kehidupan Siti Fatimah diketahui normal layaknya perempuan desa pada umumnya.

Kesehariannya membantu sang kakak mengurusi hasil tani, kemudian saat menginjak usia 26 tahun, Siti memutuskan untuk menjadi TKW di Arab Saudi.

"Siti pernah menikah dua kali, dikaruniai anak 2, yang paling besar kelas lima, paling kecil kelas 1 sekolah dasar," ujar Cucu Supriatna saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya, Minggu (22/1/2023).

Kepergian Siti ke Arab Saudi menurutnya untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya.

Wowon dan Solihin mengawali aksi pembunuhan berencana dan berantai berawal dari kejahatan penipuan
Wowon dan Solihin mengawali aksi pembunuhan berencana dan berantai berawal dari kejahatan penipuan (Istimewa)

Meski hidup di kampung, ucap Cucu,  Siti ingin kedua anaknya itu bisa sekolah tinggi.

"Itu jadi cita-cita, Siti pernah bilang ke saya anaknya harus sekolah tinggi, harus masuk pesantren juga," ucap Cucu.

Cucu menjelaskan dirinya sempat melarang Siti untuk pergi menjadi TKW, namun ia tidak bisa ikut campur dengan keputusan yang sudah dibuat oleh adiknya itu.

Baca juga: Mak Noneng Orang Suruhan Wowon Diduga Perampas Nyawa Siti Warga Garut, Dia Lantas Dihabisi Wowon

Ia hanya berharap Siti memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Kematian Siti menurutnya merupakan sebuah takdir, meski harus menunggu dua tahun untuk mengetahui penyebabnya.

"Di sisi lain saya bersyukur kematian Siti penyebabnya terungkap, di sisi lain saya merasa sedih," ungkapnya.

Siti sudah dianggapnya sebagai anak sendiri, kematian Siti dengan segala bentuk teka-teki itu sangat memukul keluarganya.

Cucu mengaku selama dua tahun terakhir hanya bisa berdoa agar diberi petunjuk, kemudian ia berusaha untuk ikhlas.

"Mau bagaimana lagi, ini sudah takdir keluarga saya. Begitu kejam dan sadis perbuatan para pelaku ini,"

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved