Balita di Garut Dianiaya

Balita Viral SA Bukan Dianiaya! Ibu Tegaskan Anaknya Idap Penyakit Langka OI, Tulang Rapuh

Ia menuturkan, sebelum viral anaknya memang kerap mengalami nyeri mendadak tanpa sebab yang jelas.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Sidqi Al Ghifari
BUKAN KEKERASAN – Indah Marlianti (23) mengungkap kondisi anaknya, SA (2). Dia mengatakan, lebam bukan karena tindak kekerasan, melainkan penyakit langka. 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Ibu dari balita SA, balita asal Garut yang videonya viral karena diduga mengalami kekerasan, akhirnya memberikan penjelasan. 

Ia membantah adanya tindakan penganiayaan dan menyebut sang anak mengidap penyakit genetik langka bernama Osteogenesis Imperfecta (OI).

Indah Marliantini (23), ibu dari SA menjelaskan bahwa anaknya sempat dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan medis. 

Dari hasil pemeriksaan itu, dokter menyampaikan bahwa tulang sang anak rapuh dan mudah patah akibat kelainan bawaan.

"Diagnosis kata dokter anak saya mengidap penyakit OI (Osteogenesis Imperfecta)," ujar Indah saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya di Kampung Kandang Sapi, Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota, Jawa Barat, Selasa (12/11/2025).

Ia menuturkan, sebelum viral anaknya memang kerap mengalami nyeri mendadak tanpa sebab yang jelas.

Baca juga: Apa Itu Osteogenesis Imperfecta, Penyakit Langka yang Diduga Diidap Balita SA Garut: Matanya Biru

Kadang muncul lebam di pipi, bengkak di tangan, atau luka ringan di wajah. 

Muncul saat Bangun Tidur

Menurutnya, kondisi itu kerap muncul setelah anak bangun tidur atau demam di malam hari, namun hal tersebut sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan medis.

BALITA KORBAN ANIAYA - SA (2) mengalami kekerasan fisik hingga retak tulang dan luka serius di wajah, ia merupakan warga rumah susun Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
BALITA KORBAN ANIAYA - SA (2) mengalami kekerasan fisik hingga retak tulang dan luka serius di wajah, ia merupakan warga rumah susun Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (dok HO - Tiktok Garutundercover)

"Itu kalo lagi kepicu (kambuh) anak ini memang suka megangin lukanya, lagi sariawan juga dikorek-korek sama tangannya, karena aktif anaknya," ungkapnya.

Indah mengaku sempat membawa anaknya ke pengobatan alternatif, dan hasilnya dinyatakan tidak ada tulang yang remuk. 

Namun setelah dilakukan rontgen di rumah sakit, dokter menemukan adanya patah tulang ringan.

Meski demikian, anaknya dapat kembali aktif bermain dalam waktu tiga minggu. 

Ia memastikan bahwa semua kebutuhan anak dijaga dengan ketat, termasuk makanan, dan tidak ada perlakuan kasar dari pihak keluarga.

"Kalo itu (alergi) makanan engga ya, karena saya pantau terus makanannya saya yang kasih langsung," ucapnya.

Tanggapan KPAID Jawa Barat

Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Jawa Barat melihat langsung kondisi anak dengan mendatangi kediaman orangtunya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved