Pembunuhan Sekeluarga

Rintihan Halimah Korban Serial Killer Wowon Cs Sebelum Meninggal Hingga Duit Rp 30 Juta Dibawa Kabur

Misbah (43), adik kandung Halimah, menuturkan, sebelum meninggal dunia, Halimah sempat merintih kesakitan karena saat itu perutnya membesar.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
TRIBUNJABAR.ID/HILMAN KAMALUDIN
Pihak Desa Karangtanjung, Cililin, Kabupaten Bandung Barat, dan keluarga meninjau makam Halimah, Sabtu (21/1/2023). Halimah, yang dimakamkan tahun 2016, diduga korban pembunuhan berencana dengan tersangka Wowon di Cianjur. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Halimah, korban serial killer Wowon cs, sempat bercerita kepada pihak keluarga di Kabupaten Bandung Barat (KBB) soal masalah rumah tangganya sebelum meninggal dunia pada 2016 di Kabupaten Cianjur.

Halimah adalah istri Wowon Erawan (60). Dia meninggal dunia karena sakit.

Namun belakangan, warga Kampung Saar Mutiara, RT 3/7, Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, KBB, dikabarkan itu tewas di tangan partner in crime Wowon, yakni Solihin alias Duloh (53).

Misbah (43), adik kandung Halimah, menuturkan, sebelum meninggal dunia, Halimah sempat merintih kesakitan karena saat itu perutnya membesar, matanya ada yang aneh, dan kencing pun berdarah.

Baca juga: Lika-Liku Perjalanan Cinta Halimah dan Wowon Serial Killer dari Tak Dapat Restu Hingga Berujung Maut

"Saya sempat nanya kok bisa begini, dijawab sama kakak saya (Halimah), katanya sudah enggak kuat," ujarnya saat ditemui di Kampung Saar Mutiara, Sabtu (21/1/2023).

Dengan rintihan rasa sakit Halimah itu, pihak keluarga meyakini pada tahun 2016 itu dia hanya sakit biasa dan Misbah sendiri menduga kakaknya itu sakit tumor, tetapi hasil pemeriksaan dokter, kondisi Halimah baik-baik saja.

"Justru itu kata dokter juga, ini (penyakitnya) memang aneh, terus pas saya datang ke sana juga (Cianjur) mata Halimah juga seperti liar gitu," kata Misbah.

Selain itu, kata Misbah, selama masa hidupnya ada kejanggalan dalam rumah tangga Halimah bersama Wowon, terutama dalam hal materi atau masalah keuangan.

"Jadi pas Halimah sakit, rumahnya dijual oleh Wowon dan uangnya dibawa Rp 30 juta sehingga keluarga merasa sakit hati, apalagi pas nikah tidak tahu dan tahu-tahu kakak saya sudah sakit," ucapnya.

Setelah Halimah meninggal di Cianjur, pihak keluarga langsung membawa ke kampung halamannya untuk dimakamkan di TPU Kampung Saar Mutiara.

Namun, belakangan polisi berencana membongkar malam Halimah untuk melakukan serangkaian penyelidikan.

Kepala Desa Karangtanjung, Rismawan, mengatakan, sejak Jumat (20/1/2023), ia dan kepala desa lain di wilayah Cililin diminta oleh pihak kepolisian menemukan keberadaan makam seorang warga bernama Halimah.

"Kebetulan memang dari kemarin itu kami sudah diarahkan oleh Apdesi mencari makam dengan nama Halimah."

"Nah, saya ingat ada (Halimah), tapi meninggalnya 2016. Dari situ saya koordinasi dulu dengan pihak keluarganya, dan ternyata benar itu Halimah yang dicari," kata Rismawan.

Namun, hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi soal adanya rencana pembongkaran makam Halimah untuk proses pengembangan kasus pembunuhan berantai Cianjur dan Bekasi tersebut

"Soal kabar pembongkaran belum dapat. Tapi itu kewenangan dari keluarga karena mungkin untuk pengembangan kasus ini. Hanya saja dari desa akan mendampingi semua prosesnya," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved