POPULER JABAR Bocah 5 Tahun di Sukabumi Bibirnya Sobek Kena Lato-lato, Padahal Cuma Nonton

Berkaca pada kasus yang dialami Agnia, Ading mengimbau para orang tua untuk lebih hati-hati dalam membelikan mainan untuk anak.

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Deanza Falevi
Mainan lato-lato yang dijual di Kawasan Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (7/8/2023) malam. Agnia, bocah 5 tahun asal Kampung Tenjolaya RT 04 RW 05 Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban permainan lato-lato yang sedang viral di Indonesia. 

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Agnia, bocah 5 tahun asal Kampung Tenjolaya RT 04 RW 05 Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban permainan lato-lato yang sedang viral di Indonesia.

Agnia harus menjalani operasi bibir, bibirnya dijahit akibat terkena benturan bola lato-lato.

Diketahui, peristiwa terjadi itu sekitar pukul 15.30, Senin (9/1/2023).

Ibu korban, Ela (37) mengatakan, saat itu anaknya sedang mengaji, tiba-tiba saat pulang bibirnya sudah dalam kondisi berdarah.

"Awalnya anak saya lagi ngaji, pulang-pulang udah berdarah aja itu bibirnya, saya juga nggk tahu awalnya, dilihat itu bibirnya sobek, katanya kena lato-lato temannya yang lagi main," ujarnya kepada wartawan di rumahnya, Selasa (10/1/2023).

Camat Cicurug, Ading Ismail yang mendapatkan informasi itu mendatangi rumah korban bersama Forkopimcam. Ia ingin memastikan kondisi korban.

Mainan lato-lato yang dijual di Kawasan Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (7/8/2023) malam. Disdik Purwakarta akan membuat aturan larangan lato-lato dibawa ke sekolah.
Mainan lato-lato yang dijual di Kawasan Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (7/8/2023) malam. Disdik Purwakarta akan membuat aturan larangan lato-lato dibawa ke sekolah. (Tribun Jabar/Deanza Falevi)

"Jadi pada hari ini saya kunjungan karena kemarin dapat informasi bahwa ada korban permainan dari lato-lato, hari ini saya sama pak Danramil, dari tim kecamatan juga ada pak kades, ingin melihat, mengunjungi kebenaran itu, bagaimana sih, sehingga saya mendapatkan informasi dari orang tuanya," katanya.

"Bahwa anak tersebut memang sedang mengikuti pengajian, di pengajian itu, sebelum pengajian mungkin ada anak-anak yang lebih besar bermain lato-lato, sehingga si anak tadi bibirnya terpukul mengakibatkan pecah bibirnya," jelasnya.

Ading menjelaskan, saat ini korban sudah bisa kembali beraktivitas dan bisa makan seperti biasa. Menurutnya, korban dijahit sebanyak empat jahitan.

Baca juga: Disdik Kota Bandung Edarkan Surat Imbauan Untuk Tak Mainkan Lato-lato Saat KBM di SD dan SMP

"Orang tuanya dan pak Kades berinisiatif membawa ke rumah sakit, kemarin sudah ditangani rumah sakit dan hari ini si anak tersebut sudah bisa makan, kalau dilihat jahitannya ada 4 jahitan," ucapnya.

Orang Tua Diminta Hati-hati Belikan Mainan

Berkaca pada kasus yang dialami Agnia, Ading mengimbau para orang tua untuk lebih hati-hati dalam membelikan mainan untuk anak.

"Jadi, saya mengimbau terutama kepada orang tua, agar bijaksana dalam memilih, membelikan mainan," ujarnya.

Ia meminta para orang tua tidak membelikan anak mainan yang sekiranya membahayakan. Menurutnya, anak lebih baik dibelikan mainan yang bersifat edukasi.

"Jadi kalau kira-kira alat itu sangat membahayakan jiwa seseorang atau temannya, maka bijaksanalah, (diimbau) untuk membeli bentuk-bentuk permainan yang sifatnya edukasi. Misalnya kalau perempuan bisa membeli bekel atau congklak, itu kan (lato-lato, red) sebenarnya tidak membahayakan, hanya mengimbau," kata Ading.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved