Masjid Al Jabbar Dipermasalahkan, Begini Pendapat Uu Rushanul Ulum: Tidak Ada Program yang Sempurna

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta masyarakat muslim Jawa Barat tidak mempermasalahkan anggaran pembangunan Masjid Raya Al Jabbar.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI
Masjid Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta masyarakat muslim Jawa Barat tidak mempermasalahkan anggaran pembangunan Masjid Raya Al Jabbar. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta masyarakat muslim Jawa Barat tidak mempermasalahkan anggaran pembangunan Masjid Raya Al Jabbar.

Ia mengatakan, anggaran yang sudah disetujui Pemprov Jabar dan DPRD Jabar sejak masa Gubernur Jabar 2008-2018 Ahmad Heryawan ini sangat dapat dipertanggungjawabkan.

"Saya berharap masyarakat muslim Jawa Barat tidak mempermasalahkan biaya masjid karena biaya masjid sebanding dengan situasi dan kondisi dan juga jangan dibanding-bandingkan dengan masjid yang lain," kata Uu di Gedung Sate, Selasa (10/1/2023).

Ia mengatakan setiap pemerintah selaku sesama manusia memang memiliki berbagai kelemahan dan kelebihan.

Baca juga: Sekda Kota Bandung Respons Berbagai Masalah di Masjid Al Jabbar, Idealnya Seperti di Masjid Nabawi

Tidak elok, katanya, membandingkan kekurangan masjid yang satu dengan lainnya.

"Ada kelemahan, ada perbedaan, ada kekurangan, ada kelebihan. Tanpa saya merendahkan masjid yang lain, Masjid Al-Jabbar ini berbeda."

"Pertama, bukan hanya fungsi tempat beribadah dan pendidikan keagamaan, tapi di situ ada museum. Kedua, ada resapan air, ada taman dan semuanya mengandung makna religius," katanya.

Ia mengatakan, pembangunan museum Nabi Muhammad yang sedang hangat dibicarakan pun memiliki fungsi edukasi bagi masyarakat.

"Ini akan terus istiqamah karena di situ ada edukasi yang tetap dikunjungi oleh masyarakat, terutama museum dan auditorium."

"Dan perlu kami ingatkan, sebagai umat beragama kalau untuk agama, berapa pun jangan dipermasalahkan," katanya.

Uu mengatakan ia sendiri yang memberikan support kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk tidak melihat angka biaya yang dikeluarkan dari APBD untuk pembangunan masjid ini.

Tapi yang harus dilihat adalah manfaat jangka panjang untuk syiar Islam.

"Mumpung Bapak punya kemampuan sebagai arsitek, punya kewenangan sebagai kepala daerah, dan keinginan dan didorong masyarakat Jawa Barat."

"Sepanjang bisa dipertanggungjawabkan, kenapa harus dipermasalahkan," katanya.

Ia berharap masyarakat jangan mempermasalahkan hal yang berkaitan dengan syiar agama.

Pemerintah pun di saat yang sama getap memberikan porsi yang adil untuk penganggaran bidang lainnya di Jawa Barat.

"Jadi jangan sampai masjid yang kita banggakan, karya masyarakat Jawa Barat, karya umat Islam, jangan selalu dikorek kelemahannya."

"Tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada program yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Yang Kuasa," katanya.

Ia mengatakan dengan adanya Al Jabbar pun, pemerintah sedang mengupayakan akses jalan langsung ke Masjid Raya Al Jabbar.

"Pak Gubernur ingin akses dari by pass jalan layang ke masjid agung. Jadi tidak melewati masyarakat tapi jalan layang."

"Kedua, dua-tiga bulan kemudian insyaallah akses Summarecon akan dibangun. Memang utamanya dari jalan tol."

"Juga akses-akses yang lain. Jadi janga sampai pembangunan ini dianggap sempurna, sehingga ada kekurangan kami dipojokkan selaku pemerintah," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved