2 Tahun Korban Pergerakan Tanah di Pasirsuren Sukabumi Di-'PHP', Warga Kesal: Sampai Kapan?
Mereka ada yang terpaksa tetap tinggal di rumah yang rusak, bahkan ada yang nyaris ambruk. Ada juga warga yang terpaksa tinggal di kontrakan
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Seli Andina Miranti
"Alhamdulillah saya sudah kordinasi dengan dinas terkait tentang relokasi di masyarakat, pak Bupati merespon untuk merelokasi sementara yang ada di Cikeong Desa Cimanggu," ujarnya.
Ia pun berharap relokasi dilakukan secepatnya karena sudah sekitar dua tahun warga menempati rumah nyaris ambruk akibat pergerakan tanah.
Ia tak mau warganya terus diselimuti kecemasan, yang membuat mereka tidak nyaman beristirahat.
"Saya harapkan secepatnya ini masyarakat yang ada di Nyalindung (dievakuasi), ini amblas akibat pergerakan tidak hanya di Nyalindung saja, di Cirawa juga sudah amblas, Cikored, Ciloa juga ada, yang saya harapkan ke pemerintah ke dinas terkait saya mohon secepatnya masyarakat di sini dievakuasi, ini kejadian sudah dua tahun," ungkap Kades.
"Jadi, saya selaku pemerintahan desa bukan jengkel, tapi karena memang harus tersusun administrasi, birokrasi, kan seperti itu, jadi saya mohon ke Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten atau dinas-dinas terkait, saya selaku kepala desa ingin secepatnya direalisasikan dengan masalah retakan-retakan yang terjadi di Kampung Nyalindung Pasir Suren ini )," katanya.
Ia menyebut, sudah sekitar 60 rumah rusak parah, terdapat sekitar 200 Kepala Keluarga terdampak pergerakan tanah.
"Kalau sudah yang sudah roboh lebih 10 rumah, terus yang susulan sudah 60, di sini ada 200 KK yang terdampak, sekarang sudah bukan berbicara retakan lagi, sudah roboh, ambruk," ucapnya.
Baca juga: Dihantui Kecemasan dan Ketakutan, Korban Pergerakan Tanah Terpaksa Tinggal di Rumah Nyaris Roboh
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Kondisi-rumah-di-Kampung-Nyalindung-Desa-Pasirsuren.jpg)