Dihantui Kecemasan dan Ketakutan, Korban Pergerakan Tanah Terpaksa Tinggal di Rumah Nyaris Roboh

Warga korban pergerakan tanah di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, terpaksa tinggal di rumah nyaris roboh

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin
Warga korban pergerakan tanah di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terpaksa tinggal di rumah rusak nyaris roboh, Selasa (13/12/2022). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Warga korban pergerakan tanah di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terpaksa tinggal di rumah rusak nyaris roboh.

Seorang warga, Enung Nuraeni (43) mengatakan, warga sudah sekitar 2 tahun tinggal di rumah rusak akibat pergerakan tanah. Menurutnya, warga terpaksa menempati rumah rusak karena kebingungan harus tinggal dimana.

"Terpaksa tinggal di sini, harus bagaimana lagi. Kami pun yang sudah ngontrak bukan punya uang, tapi terpaksa karena kondisi rumah saya sudah tidak layak ditempati, ini sudah mau 2 tahun," ujarnya ditemui di lokasi, Selasa (13/12/2022) sore ini.

Enung menjelaskan, pergerakan tanah sampai sekarang masih terus terjadi, terlebih kondisi hujan yang menjadi salah satu faktor pergerakan tanah terus terjadi.

"Terus terjadi, apalagi ini musim hujan, juga yang tadinya rumahnya masih bagus mengalami rusak, jalan diperbaiki beberapa kali semakin rusak," jelasnya.

Warga yang terpaksa menghuni rumah rusak selalui dihantui kecemasan, mereka was-was, takut rumah ambruk. Malam hari, ada yang terpaksa bergadang, ada juga yang tidur diselimuti kepanikan.

"Sangat was-was, mereka milih gadang tidak tidur, milih tinggal diluar rumah karena sangat takut kembali terjadi. Kemarin pas ada gempa Cianjur sangat terasa, kalau ada gempa warga berhamburan gak apa-apa," ucap Enung.

"Tapi takutnya ini di bawah masih terus, jadi kan gak tahu, setiap hari, setiap menit, setiap detik ini semakin melebar, jalan itu kan belah lagi," katanya.

Baca juga: Pergerakan Tanah di Warungkiara Sukabumi, Jalan Retak Hingga Ambles, Dinding Rumah pun Jebol

Enung mengatakan, warga sangat berharap Pemerintah segera merelokasi korban terdampak pergerakan tanah. Diketahui, rumah di satu kampung itu hampir seluruhnya rusak akibat pergerakan tanah.

"Harapan kami, saya mewakili seluruh warga ingin secepatnya dievakuasi, ingin secepatnya direlokasi, jangan cuma ngumpul, di PHP, jangan insya Allah, mudah-mudahan lagi, sudah selayaknya kami dipindahkan atau dibawa ke mana. Apalagi kami yang sudah ngontrak, bayar tiap bulan, sampai kapan kami harus bayar kontrakan," ungkap Enung.

"Sementara pemerintah belum ada sentuhan kepa masyarakat, menanyakan bagaimana kabarnya sekarang yang sudah ngontrak, bagaimana kabarnya sekarang yang belum ngontrak. Seperti apa perasaannya, mungkin bapak-bapak pejabat bisa tidur nyenyak, kalau bapak-bapak merasakan apa yang kami rasakan, pasti tahu," ujarnya. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar.id terbaru lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved