Tahu Tempe Menghilang Bikin Emak-emak Kelabakan, Untung Ada Mang Ade, Sosok yang Jadi Penyelamat
Langkanya tahu tempe menjadi trending topik obrolan ibu-ibu di lingkungan kampung, termasuk di Ciamis. Banyak emak-emak yang kelabakan karena
Penulis: Andri M Dani | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Langkanya tahu tempe menjadi trending topik obrolan ibu-ibu di lingkungan kampung Sabtu (29/10) pagi.
Banyak emak-emak yang kelabakan karena bahan menu pavorit tersebut tiba-tiba menghilang.
“Dari tadi belum ada tukang tahu yang lewat. Padahal sekarang sudah jam 08.00,” keluh Teh Naning, warga Lingkungan Bolenglang Sabtu (29/10).
Padahal sampai jam 08.00 tersebut paling tidak sudah ada 2 orang penjual tahu tempe keliing yang lewat gang.
Bahkan dua orang tukang sayur keliling yang rutin tiap pagi menyatroni ibu-ibu di lingkungan tersebut ternyata juga tidak menyediakan tahu dan tempe lantaran di pasarnya juga sudah tidak ada.
“Tadi Mang Asep nggak ada tahu. Yoyo, Cuma ada tempe, nggak ada tahunya. Mana mungkin kupat tahu diganti jadi kupat tempe,” keluh Mak Enok, penjual kupat tahu, pecal dan karedok di Lingkungan Bolenglang tersebut.
Baca juga: 7 Alasan Tempe Jadi Makanan Favorit Orang Sunda: Harganya yang Murah hingga Protein yang Tinggi
Padahal menurut Mak Enok, ia sudah tidak kali ke pasar untuk membeli tahu, tapi sudah tidak ada alias kosong.
“Kemarin sore nyari di Pasar Subuh Ciamis sudah tidak ada. Nyari lagi di Pasar bawah (Pasar Bawah) juga tidak ada. Tadi pagi nyari lagi di Pasar Subuh. Ternyata juga tidak ada. Katanya pada mogok, padahal sudah jauh-jauh ke pasar,” katanya.
Saat ngobrol-ngobrol tentang menghilangnya tahu tempe dari pasar tersebut, tiba-tiba muncul Mang Ade.
Dengan sepeda motor, warga Dusun Cibobas Desa Cisasap tersebut setiap pagi rutin lewat Lingkungan Bolenglang menjaja tahu tempe jualannya.
“Alhamdulillah, aya Mang Ade,” tutur Mak Enok, yang setiap hari jualan kupat tahu di rumahnya di Lingkungan Bolenglang sisi saluran irigasi Cikumetir tersebut.
Namun, menurut Mang Ade, ia hanya berjualan tahu.
Baca juga: Tahu Tempe Bakal Menghilang di Ciamis, Ratusan Perajin Mogok Akibat Harga Kedelai Rp 14.000 per Kg
“Kalau tempe tidak ada. Tempe nggak produksi. Tahu ini juga karena ada sisa bahan yang kemarin. Katanya mau mogok produksi sampai Senin (31/10). Nanti katanya Selasa baru mulai produksi lagi. Harga kacang kedelai sekarang sudah luar biasa mahal,” ujar ujar Mang Ade yang sehari-hari berjualan tahu-tempe tapi buatan orang lain karena ia sendiri tidak memproduksi tahu dan tempe.
“Saya hanya jualan, yang punya tahu-tempenya orang lain. Punya si bos,” katanya.
Kehadiran Mang Ade dengan sepeda motor seperti menjadi juru selamat bagi banyak ibu-ibu.
Dalam waktu singkat sejumlah emak-emak berdatangan menyerbu Mang Ade.
Beli tahu tentunya. Bahkan bapak-bapak yang tidak biasa membeli tahu, akhirnyapun beli tahu.
“Mumpung ada, ya beli aja untuk stok di rumah,” ujar seorang bapak-bapak.
Terlebih Mak Enok, tentu tidak menyia-nyiakan peluang yang ada.
Baca juga: Soal Mogok Perajin Tahu Tempe, Kopti Kota Bandung Tak Mogok Karena Sudah Dapat Ini Hingga Desember
Penjual kupat tahu tersebut langsung memborong 5 kantong tahu masing-masing seharga Rp 5.000/kantong.
“Sekalian stok untuk besok. Tapi mudah-mudahan besok Mang Ade tetap jualan,” harap Mak Enok. (*)