Memasuki Agustus, Harga Cabai Merah hingga Cabai Rawit di Majalengka Makin 'Pedas', Dikeluhkan Warga
Tingginya harga cabai merah maupun jenis cabai lainnya termasuk cabai rawit, kembali dikeluhkan masyarakat
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Harga cabai merah dan cabai keriting serta cabai hijau di pasaran sampai awal Agustus tahun 2022 masih belum menunjukkan tanda segera turun.
Bahkan harganya semakin pedas saja, di mana harga cabe merah saat ini dibanderol Rp 100 ribu per kilogram.
Tingginya harga cabai merah maupun jenis cabai lainnya termasuk cabai rawit, kembali dikeluhkan masyarakat, mengingat cabai merupakan salah satu jenis bumbu dapur yang banyak digunakan masyarakat.
Baca juga: Harga Cabai dan Telur di Pangandaran Cenderung Turun, Begini Kondisi Harga Kebutuhan Pokok Lainnya
Keluhan dilontarkan para pedagang makanan, terutama para pedagang tahu Sumedang yang harus gigit jari akibat mahalnya harga cabai rawit.
Bahkan beberapa pedagang tahu mengaku terpaksa tidak menyediakan cabai akibat masih tingginya harga jenis bumbu tersebut.
Salah satunya seperti yang diungkapkan Maman (45) Pedagang Tahu Sumedang yang biasa berkeliling di sekitar Jalan Emen Slamet dan Siti Armilah di Kelurahan Majalengka Kulon.
Sudah hampir satu pekan lebih, dirinya terpaksa tidak menyediakan cabai saat ada pembeli.
Padahal cabai rawit, kata dia, merupakan bahan yang wajib diberikan kepada pelanggan yang membeli tahu.
"Ya suka gak enak sebenarnya kalau ada pembeli bilang minta cabai banyak tapi sama saya tolak, karena cabai lagi mahal,” ujar Maman kepada awak media yang sembari membeli dagangannya, Sabtu (6/8/2022).
Sementara itu sejumlah pedagang lainnya, mulai menyiasati mahalnya harga cabai merah dan cabai rawit dengan menggunakan jenis cabai setan.
Baca juga: Harga Cabai Masih Mahal, Pemilik Warung Makan di Sukabumi Gigit Jari: Sangat Merugikan
Yakni jenis cabai impor yang memiliki tingkat kepedasan cukup tinggi.
Hal itu seperti yang dilakuan Dede (30) pengusaha makanan asal Sindangwangi.
Menurut dia, pihaknya terpaksa mengganti cabai merah atau cabai rawit dengan cabai setan agar bisa menekan angka kerugian.
Sebab dengan jenis cabai itu tingkat kepedasannya 1 berbanding 10.