Deteksi Sejak Dini, Menkes Luncurkan BioColomelt-Dx untuk Kanker Kolorektal, Karya Bio Farma

Untuk membantu deteksi sejak dini Menkes meluncurkan BioColomelt-Dx untuk kanker kolekteral karya Bio Farma

Editor: Siti Fatimah
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Kanker Kolorektal atau sebutan lain untuk kanker yang menyerang usus besar (kolon), rektum, ataupun keduanya. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kanker Kolorektal, mungkin masih ada yang belum tahu terkait kanker yang satu ini. Kebanyakan orang hanya mengetahui kanker darah, kanker rahim, kanker payudara, dan kanker getah bening.

Padahal kanker ini penderitanya kian bertambah setiap tahunnya.

Kanker kolorektal merupakan sebutan lain untuk kanker yang menyerang usus besar (kolon), rektum, ataupun keduanya.

Berdasarkan data WHO tahun 2018, kanker kolorektal menempati peringkat ketiga dunia untuk jenis kanker yang paling umum terjadi.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Globocan tahun 2020, kanker kolorektal menduduki peringkat keempat kanker dengan kasus baru terbanyak di Indonesia.

Baca juga: Benarkah Makan Tak Teratur Picu Kanker Usus? Simak Penjelasan Lengkap Dokter

Setidaknya terdapat 35 ribu jumlah pasien yang terdiagnosis kanker kolorektal setiap tahunnya, dan 35 persen di antaranya menyerang penduduk Indonesia yang berusia produktif (di bawah 40 tahun).

Sedangkan angka kematian di Indonesia mencapai 6,7 dari 100 ribu kasus.

Dikutip dari keterangan resmi Bio Farma, untuk mempermudah mendiagnostik kanker usus besar atau kolorektal ini, induk Holding BUMN Farmasi Bio Farma, meluncurkan produk terbarunya berupa kit PCR dengan analisis High Resolution Melting (HRM) yang dinamakan BioColomelt-Dx.

Peluncuran produk ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2022 di Auditorium Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais Jakarta.

Dalam kegiatan ini antara lain; turut hadir, Menteri Kesehatan RI Budi G Sadikin, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) Abdullah Azwar Anas, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Rizka Andalusia,  Direktur Utama RSK Dharmais dr Soeko W Nindito D.MARS dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, Direktur Hubungan Kelembagaan Bio Farma Sri Harsi Teteki, dan Senior Executive Vice President (SEVP) Produksi Bio Farma, Juliman.

Induk Holding BUMN Farmasi Bio Farma, meluncurkan produk terbarunya berupa kit PCR dengan analisis High Resolution Melting (HRM) yang dinamakan BioColomelt-Dx. Peluncuran produk ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2022 di Auditorium Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais Jakarta.
Induk Holding BUMN Farmasi Bio Farma, meluncurkan produk terbarunya berupa kit PCR dengan analisis High Resolution Melting (HRM) yang dinamakan BioColomelt-Dx. Peluncuran produk ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2022 di Auditorium Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais Jakarta. (dok bio farma)

BioColoMelt-Dx adalah kit diagnostik molekuler untuk mendeteksi kelainan genetik yang terutama terjadi pada pasien kanker kolorektal. Hasil pemeriksaan BioColoMelt-Dx berupa informasi profil mutasi kanker yang dapat digunakan oleh dokter atau tenaga medis lainnya untuk menentukan jenis obat yang memberikan respon terapi paling optimal pada pasien kanker kolorektal tersebut. Produk ini telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dengan nomor KEMENKES RI AKD 20306220065 yang dirilis pada tanggal 1 Juli 2022.

Selain itu, BioColoMelt-Dx juga dapat digunakan untuk penapisan (screening) Lynch syndrome, suatu kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap berbagai macam kanker dan bersifat keturunan.

Baca juga: Benarkan Makan Tak Teratur dapat Menyebabkan Kanker Usus? Simak Penjelasan Lengkap Dokter

Dengan diperolehnya informasi Lynch syndrome dari hasil penapisan tersebut, keluarga pasien yang terduga mempunyai Lynch syndrome dapat menjalani pengawasan untuk pencegahan atau penanganan kanker sedini mungkin.

Dalam sambutannya  Dirut RSK Dharmais, dr Soeko W Nindito D.MARS mengatakan Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai pusat kanker nasional ke depan bertekad untuk memanfaatkan kit ini

“Kit ini, akan lebih efisien dan lebih efektif untuk mendeteksi dini kanker usus, sehingga timbulnya kanker dapat dicegah atau ditangani dengan tata laksana yang lebih tepat”, ungkap dr Soeko W Nindito D.MARS.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved