Harga Cabai di Bandung Barat Setara dengan Harga Daging Sapi, Pedagang Minta Pemerintah Turun Tangan
Harga komoditas cabai di Pasar Tagog Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), saat ini sudah melampaui harga daging ayam.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Harga komoditas cabai di Pasar Tagog Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), saat ini sudah melampaui harga daging ayam dan setara dengan harga daging sapi.
Pasalnya, harga komoditas cabai tersebut saat ini sudah mengalami kenaikan yang sangat signifikan yang diduga akibat cuaca buruk dan pasokan dari petani sangat kurang.
Pedagang sayuran di Pasar Tagog Padalarang, Parman (62) mengatakan, harga cabai rawit domba saat ini menyentuh Rp 100 ribu hingga Rp 125 ribu per kilogram, dan cabai rawit hijau Rp 70 ribu hingga Rp 85 ribu per kilogram.
Baca juga: Harga Cabai Naik, Petani di Majalengka Justru Mengeluh karena Merugi
"Normalnya harga cabai rawit domba itu hanya Rp 40 ribu per kilogram. Sedangkan cabai rawit hijau Rp 30 per kilogram," ujarnya di Pasar Tagog Padalarang, Jumat (24/6/2022).
Menurutnya, kenaikan harga cabai yang terjadi sejak sepekan terakhir itu memang sudah melampaui harga daging ayam dan hampir setara dengan harga satu kilogram daging sapi.
"Ini harga sekarang cabai sudah sangat tinggi, sudah melebihi harga daging ayam dan setara dengan daging sapi," kata Parman.
Dengan adanya kenaikan harga cabai tersebut, dia harus mengurangi jumlah pasokan karena di saat harganya mahal, bukan tidak mungkin bakal mengalami kerugian akibat sepi pembeli.
"Untuk belanja sekarang dikurangi. Asalnya 10 kilogram beli dari Pasar Caringin, sekarang paling Rp 5 kilogram karena mau bagaimana lagi pembeli juga sepi," ucapnya.
Pedagang lainnya, Rina (43), mengatakan, dengan adanya kenaikan harga komoditas cabai ini pedagang sembako meminta Pemkab Bandung Barat segera turun tangan untuk mengendalikan harga karena kenaikannya merugikan pedagang.
"Saya harap pemerintah mengendalikan harga dengan menjamin stok komoditi, karena kalau mahal, yang beli juga sedikit," kata Rina. (*)