Mahasiswa ITB Ciptakan Depression Test, Inovasi Pendeteksi Stres Melalui Urine

Mahasiswa ITB membuat sebuah alat deteksi dini sederhana gejala stres berdasarkan pemeriksaan urine yang diberi nama “Depression Test”

Editor: Siti Fatimah
ISTIMEWA
ilustrasi stres 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Stres bisa dialami oleh siapa saja. Kondisi ini juga bisa  dipicu oleh berbagai hal.Stres adalah perubahan reaksi tubuh ketika menghadapi ancaman, tekanan, atau situasi yang baru.

Dikutip dari laman resmi ITB, ketika menghadapi stres, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol.

Kondisi ini membuat detak jantung dan tekanan darah akan meningkat, pernapasan menjadi lebih cepat, serta otot menjadi tegang.

Melihat permasalahan stres yang dapat dialami setiap orang, mahasiswa ITB yang tergabung dalam kelompok Pekan Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta membuat sebuah alat deteksi dini sederhana gejala stres berdasarkan pemeriksaan urine yang diberi nama “Depression Test”. Kelompok ini diketuai oleh Maha Yudha Samawi (Biologi, 2019) dan beranggotakan Alifia Zahratul Ilmi (Teknik Biomedis, 2019) dan Gardin Muhammad Andika Saputra (Teknik Material, 2019).

Baca juga: Ini Kabar Bagus untuk Orang Tua yang Dibikin Stres dengan Keberadaan Kinder Joy di Mini Market

Gardin menjelaskan bahwa sederhananya orang yang mengalami stres pastinya akan mengalami perubahan konsentrasi pada beberapa zat dalam urine mereka

. “Jadi kami memanfaatkan fase ini. Karena senyawa-senyawanya mengalami perubahan karakter spesifik kalau sudah dikasih sinyal. Dari sana, kami bisa mendeteksi orang yang mengikuti percobaan ini sudah sampai tahap depresi atau belum,” kata Gardin.

Inovasi ini bermula dari pengembangan tugas yang dikerjakan Yudha saat menjalani Tahap Persiapan Bersama di SITH ITB.

Proses pembuatan alat ini dimulai saat masa pandemi. Karena terdapat berbagai kendala yang menghadang pada masa pandemi, progres dari pembuatan alat ini tergolong lambat dan belum 100 persen selesai.

Baca juga: Bantu Redakan Stres, Yuk Kenali Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Jiwa

'Gardin juga bercerita bahwa alat yang mereka ciptakan berkaitan dengan lomba, jadi banyak hal-hal tidak terduga yang terjadi.

“Tapi dari proses ini kita bisa belajar lebih jauh tentang ke depannya sampai rasanya habis presentasi itu kaya kami habis selesai sidang,” kata Gardin.

Berbagai kendala juga dihadapi oleh kelompok ini dalam proses perancangan alat yang mereka lakukan. Kendala utama yang mereka hadapi adalah transisi waktu yang mereka alami.

Proposal untuk inovasi ini dibuat saat mereka masih TPB, namun alatnya baru bisa dibuat saat tahun kedua perkuliahan yang di mana waktu tersebut banyak diisi oleh kegiatan orientasi atau ospek jurusan.

Selain itu, mereka juga merasa saat itu wawasan yang mereka miliki masih dasar.

Baca juga: Stres dan Jenuh Akibat Pandemi? Yuk Kendalikan dengan Mencoba Hobi Baru, Begini Caranya

Ditambah lagi, masa pandemi membuat kegiatan ini tak bisa dilakukan di laboratorium yang akhirnya menghambat proses pengambilan data dan analisis.

Namun, bersyukurnya mereka berhasil berjuang dan berkoordinasi untuk mengatasi permasalahan ini ditengah kesibukan kuliah.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved