HMI Pangandaran Pilih Tak Ikut Demo Soal Wacana Penundaan Pemilu 2024
Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI di Pangandaran memilih tidak unjukrasa soal penundaan Pemilu 2024 dan kenaikan BBM.
Penulis: Padna | Editor: Mega Nugraha
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI di Pangandaran memilih tidak unjukrasa soal penundaan Pemilu 2024 dan kenaikan BBM.
"Kalau kaitannya dengan agenda teman-teman Cipayung, plus respon dari kenaikan harga BBM, sembako dan lainnya, kemungkinan Pangandaran mah teu aya (tidak ada) aksi turun ka jalan, kang," ujar Dedi Supriatna Ketua HMI Kabupaten Pangandaran saat kepada Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Jum'at (8/4/2022) siang.
Sedangkan mengenai isu Jokowi presiden 3 periode pihaknya masih melakukan pengkajian.
"Soal itu Jokowi 3 periode kami masih melakukan kajian kang," kata Dedi.
Kabag SDM Polres Pangandaran, Kompol Safiyudin menyampaikan, bahwa hingga siang ini (8/4/2022) Ia belum menerima kabar adanya unjuk rasa.
"Balum ada sampai Polres," ucapnya.
Baca juga: Demo Mahasiswa Tolak Penundaan Pemilu 2024, Ali Mochtar Ngabalin: Apa Mereka Paham Konstitusi?
Apa Mahasiswa Paham Konstitusi?
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin heran dengan sikap mahasiswa. Seperti diberitakan, mahasiswa akan demo menolak penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Ali Ngabalin bahkan mempertanyakan pengetahuan mahasiswa perkembangan terkini soal wacana penundaan pemilu. Pasalnya, pemerintah dan DPR telah memutuskan pemilu digelar 14 Februari 2024.
Selain itu, Ngabalin juga mempertanyakan pemahaman mahasiswa soal hukum tata negara di Indonesia bahwa UUD 1945 masih mengatur Pemilu digelar tiap 5 tahun dan masa jabatan presiden hanya dua periode.
"Apakah mereka paham konstitusi mengatur periode masa presiden dan tidak mengatur perpanjangan?" ucap Ngabalin dikutip dari Kompas TV, Jumat (8/4/2022).
Dia menyinggung soal ancaman mahasiswa yang mengancam Jokowi.
"Bagaimana logikanya? Mahasiswa memberi waktu dua hari kepada presiden. Kalau main ancam-ancam itu bagaimana logikanya? Itu yang saya nggak bisa jelaskan bagaimana mendudukkan logikanya," katanya.
Ia menyarankan mahasiswa agar menyampaikan pendapat dengan baik tanpa harus mengancam.
"Mulai sekarang mereka (mahasiswa) harus menyampaikan pendapat dengan baik, enggak usah main ancam. Itu bukan watak mahasiswa, kita pernah di jalan dan menjadi mahasiswa," kata dia.