MENAKUTKAN, Tentara Rusia yang Serang Ukraina Dibikin Mandul, Perlakuan Beda untuk yang Terluka

Hukuman menakutkan dialami tentara Rusia yang ditangkap saat menyerang Ukraina. Mereka dikebiri tenaga medis yang ditempatkan di daerah perang.

Editor: Giri
Capture video/ Daily Mail
Rekaman video yang menunjukkan seorang tentara Rusia menangis ketika menyerah kepada rakyat Ukraina viral di media sosial. 

Komite Investigasi Rusia membuka kasus pidana terhadap tindakan Druzenko tersebut.

Komite investigasi mengatakan jika Druzenko ditangkap, maka dia akan diadili di bawah hukum Rusia.

Ketua komite Alexander Bastrykin, mantan teman sekelas Vladimir Putin saat masih kuliah, memprakarsai kasus pidana atas tuntutan pengebiriannya.

Tindakan pengebiran bertentangan dengan hukum dan norma-norma etika kedokteran.

Dia berkata: "Kepala proyek Rumah Sakit Bergerak Ukraina, Gennady Druzenko, menyerukan kekerasan terhadap tentara Angkatan Bersenjata Rusia yang ditangkap secara langsung di saluran TV Ukraina."

"Dia memberikan instruksi ini kepada para dokter di rumah sakit keliling."

Druzenko akan dimasukkan ke dalam daftar buronan internasional Rusia.

Perebutan Mariupol

Mariupol telah menjadi titik fokus serangan Rusia di Ukraina, tetapi serangan juga dilaporkan meningkat di kota kedua negara itu, Kharkiv, pada Senin.

Konflik telah membuat hampir seperempat dari 44 juta orang Ukraina meninggalkan rumah mereka, dan Jerman memperkirakan jumlah pengungsi bisa mencapai 10 juta di masa mendatang.

Eropa mengatakan Rusia menggunakan pengungsi sebagai alat dan siap untuk mengambil lebih banyak tindakan di atas sanksi yang ada untuk mengisolasi Rusia dari keuangan dan perdagangan global.

Militer Rusia telah memerintahkan penduduk Mariupol untuk menyerah pada pukul 5 pagi waktu setempat pada hari Senin.

Warga yang menyerahkan diri diizinkan untuk pergi, sementara mereka yang tinggal akan diserahkan ke pengadilan yang dijalankan oleh separatis yang didukung Moskow.

Tentara Rusia Menangis

Pasukan Rusia yang ditangkap  pasukan Ukraina mendesak rakyatnya untuk bangkit melawan Presiden Vladmir Putin.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved