Polisi Sita 1 Ton Sabu Sabu
Hati-hati, Ini Cara Jaringan Narkoba Internasional Rekrut ''Pekerja Lokal'' Seperti di Pangandaran
Sebelum polisi menggagalkan penyelundupan sabu-sabu, ada bule yang berkeliaran di desanya dan meminta warga di Mandalasari mengantarnya ke laut
Komentar Yesmil Anwar menyusul kasus penyelundupan 1 ton sabu-sabu melalui Pangandaran, Jawa Barat.
"Saya melihat bukan kali ini saja yang seperti ini, peredaran narkoba dalam jumlah besar dan melibatkan penduduk di daerah tempat asalnya, di beberapa daerah lain seperti di Aceh juga melibatkan masyarakat," ujar Yesmil Anwar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (17/3/2022).

Baca juga: Kasus Sabu-sabu 1 Ton di Pangandaran, Kepala Dusun dan Pebalap Wanita Asal Tasik Ikut Ditangkap
Menurutnya, gembong narkoba jaringan internasional memiliki jaringan yang kuat sehingga dapat dengan leluasa menggiring warga lokal, masuk dalam pusaran bisnis haram tersebut.
"Pendekatannya mereka itu sudah sangat canggih. Dia mengikuti alur budaya yang ada di situ karena akan lebih bisa diterima. Mereka tahu betul daerah yang akan dituju apalagi ini jaringan internasional dan jumlah uang yang ditawarkan kepada kuwu dan warga sekitar, biasanya besar," katanya.
Menurutnya, dalam kasus seperti ini dibutuhkan peran aktif dari pemerintah daerah serta sejumlah tokoh untuk turut melakukan pengawasan.
"Ini sebenarnya menjadi persoalan penegakan hukum juga, bukan Pemda sebagai penegak hukum. Ini harus ditunjang dengan kerja sama antara Pemda, polisi, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh politik karena tak jarang pelaku yang dilibatnya itu sangat militan, rela melakulan apa saja untuk para gembong itu," ucapnya.
Jangan sampai, kata dia, pejabat daerah sekelas camat atau kepala desa tidak tahu apa saja aktivitas warganya.
"Ini kecolongan karena gembong internasional itu paham betul bekerja di satu tempat, mereka punya pengalaman dalam kejahatan ini."
"Laporan dari masyarakat juga penting, kadang-kadang masyarakat itu cuek, tidak peduli dengan hal itu, apalagi ini ada kuwu yang sudah terlibat," katanya. (padna/nandri prilatama/nazmi abdurahman/firman suryaman)