Polisi Sita 1 Ton Sabu Sabu

Hati-hati, Ini Cara Jaringan Narkoba Internasional Rekrut ''Pekerja Lokal'' Seperti di Pangandaran

Sebelum polisi menggagalkan penyelundupan sabu-sabu, ada bule yang berkeliaran di desanya dan meminta warga di Mandalasari mengantarnya ke laut

Subdit 1 Ditresnarkoba Polda Jabar
Narkoba jenis sabu-sabu seberat satu ton diamankan Subdit 1 Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Jabar, di Pangandaran, Rabu (16/3/2022). 

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN- Polda Jabar mengungkap cara jaringan narkoba internasional merekrut '"pekerja lokal" dalam penyelundupan satu ton sabu-sabu dari Iran melalui jalur laut di Pantai Pangandaran.

Pada Rabu (16/3/2022), Polda Jabar menggagalkan penyelundupan 1 ton sabu-sabu dari Iran melalui jalur laut di Pantai Pangandaran, Jawa Barat.

Jaringan internasional perdagangan narkoba ternyata merekrut warga lokal sejak jauh hari.

Mereka datang ke desa-desa di pesisir yang menjadi pintu masuk.

Modusnya beragam, mulai dari menawarkan pekerjaan hingga meminta diantar memancing ke tengah laut.

Satu di antaranya terjadi beberapa hari sebelum jajaran Polda Jabar membekuk para penyelundup 1 ton sabu-sabu di Pantai Madasari, Kecamatan Cimerak, Pangandaran.

Narkoba jenis sabu seberat satu ton diamankan Subdit 1 Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Jabar, di pantai Pangandaran, Rabu (16/3/2022).
Narkoba jenis sabu seberat satu ton diamankan Subdit 1 Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Jabar, di pantai Pangandaran, Rabu (16/3/2022). (Istimewa)

Baca juga: Mantan Atlet Sepeda Jabar Diduga Terlibat Penyelundupan 1 Ton Sabu, ISSI Jabar: Katanya Tak Sengaja

Direktur Bumdes Masawah, yang juga pengelola Pantai Madasari, Indra Permana, mengatakan sepekan sebelum polisi menggagalkan penyelundupan sabu-sabu, ada bule yang berkeliaran di desanya dan meminta warga di Mandalasari mengantarnya ke laut untuk memancing.

"Entah benar untuk memancing, entah untuk ngambil sabu-sabu. Imbalannya besar, Rp 1 juta. Sempat ada yang mau, tapi untungnya enggak jadi," ujarnya kepada Tribun Jabar, Kamis (17/3/2022).

Indra mengatakan, perahu milik bule yang mengajak warga memancing itu adalah perahu yang disita polisi karena dipergunakan untuk mengangkut sabu-sabu. "Perahunya sama," kata Indra.

Lima orang ditangkap dalam penyergapan upaya penyelundupan sabu-sabu di Pantai Mandasari, Rabu.

Satu di antaranya, berinisiam M, warga Afganistan, sementara empat lainnya, DH, HH, AH, dan seorang perempuan yakni NS.

Belakangan diketahui, NS adalah mantan atlet nasional cabang olahraga sepeda BMX. DH yang kemudian diketahui sebagai pengendali atau pengatur pergerakan sabu-sabu, ternyata seorang kepada dusun. 

Baca juga: Kasus Sabu-sabu 1 Ton di Pangandaran, Kepala Dusun dan Pebalap Wanita Asal Tasik Ikut Ditangkap

Terkejut

Ketua Harian Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Jabar, Gunaryo, mengaku semua pengurus Pengprov ISSI Jabar terkejut terkait keterlibatan mantan pembalap sepeda kelas BMX, NS (27), dalam kasus penyelundupan sabu-sabu seberat 1 ton di Pantai Madasari ini.

Gunaryo mengatakan, mewakili Pengprov ISSI Jabar,ia merasa prihatin karena ada satu anak didiknya yang dalam pembinaan mereka di luar batas pengawasan dan pembinaan melanggar hukum.

"Ya kami semua kaget dan prihatin. Kemarin teman-teman dari ISSI Jabar juga sudah hubungi pihak keluarga, tapi pihak keluarga menyebut dia seperti tak sengaja atau tak tahu apa yang dia bawa," katanya saat dihubungi, Kamis (17/3/2022).

Setelah tak aktif lagi dalam persepedaan Jabar sejak 2016, ujar Gunaryo, NS bekerja sebagai sopir tembak kendaraan. Menurut Gunaryo, sejak PON Jabar 2016, pihaknya lost contact.

"Saya meyakini NS tak tahu yang dia bawa itu barang terlarang. Dia juga ketika menjadi atlet sepeda selalu totalitas memberikan dedikasi ke sepeda BMX seperti mewakili Porda Tasik dan PON Jabar," katanya.

Dia juga berharap hal ini menjadi perhatian utamanya kepada pemerintah daerah terhadap atlet-atlet yang memang sudah tak terpakai di atas 25 tahun.

Baca juga: Lapas Narkotika Bandung Gagalkan Penyelundupan Sabu Dua Hari Berturut-turut, Dimasukkan lewat Sini

Kadang-kadang, katanya, mereka tak memiliki peluang karier di masa depannya, semisal beralih profesi.

"Ini yang harus menjadi perhatian stakeholder yang ada termasuk pemerintah daerah untuk berikan peluang kehidupan yang layak," ujarnya.

Rasa prihatin juga diungkapkan Ketua KONI Kabupaten Tasikmalaya, Saeful Hidayat. Menurut Saeful, NS pernah memperkuat kontingen atlet Kabupaten Tasikmalaya cabang sepeda BMX untuk even Porprov Jabar.

"Kami turut prihatin atas apa yang menimpa NS saat ini. Kami pun tak bisa berbuat apa-apa, terlebih ia sudah tak lagi berkiprah di Kabupaten Tasikmalaya," kata Saeful.

NS, kata Saeful, sebenarnya berasal dari Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.

Selama berkarier sebagai atlet sepeda BMX, ia selalu memperkuat kontingen Kabupaten Tasikmalaya, terutama dalam even Proprov Jabar.

"Setahu saya kiprah terakhirnya di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2018. Kalau tak salah pada even Proprov Jabar," ujar Saeful.

Kata Kriminolog

Kriminolog Unpad, Yesmil Anwar, mengatakan fenomena perekrutan warga lokal dalam jaringan peredaran narkoba merupakan hal lumrah. 

Komentar Yesmil Anwar menyusul kasus penyelundupan 1 ton sabu-sabu melalui Pangandaran, Jawa Barat.

"Saya melihat bukan kali ini saja yang seperti ini, peredaran narkoba dalam jumlah besar dan melibatkan penduduk di daerah tempat asalnya, di beberapa daerah lain seperti di Aceh juga melibatkan masyarakat," ujar Yesmil Anwar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (17/3/2022). 

Kriminolog Universitas Padjadjaran (UNPAD) Yesmil Anwar.
Kriminolog Universitas Padjadjaran (UNPAD) Yesmil Anwar. (KOMPAS.COM / PUTRA PRIMA PERDANA)

Baca juga: Kasus Sabu-sabu 1 Ton di Pangandaran, Kepala Dusun dan Pebalap Wanita Asal Tasik Ikut Ditangkap

Menurutnya, gembong narkoba jaringan internasional memiliki jaringan yang kuat sehingga dapat dengan leluasa menggiring warga lokal, masuk dalam pusaran bisnis haram tersebut. 

"Pendekatannya mereka itu sudah sangat canggih. Dia mengikuti alur budaya yang ada di situ karena akan lebih bisa diterima. Mereka tahu betul daerah yang akan dituju apalagi ini jaringan internasional dan jumlah uang yang ditawarkan kepada kuwu dan warga sekitar, biasanya besar," katanya. 

Menurutnya, dalam kasus seperti ini dibutuhkan peran aktif dari pemerintah daerah serta sejumlah tokoh untuk turut melakukan pengawasan. 

"Ini sebenarnya menjadi persoalan penegakan hukum juga, bukan Pemda sebagai penegak hukum. Ini harus ditunjang dengan kerja sama antara Pemda, polisi, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh politik karena tak jarang pelaku yang dilibatnya itu sangat militan, rela melakulan apa saja untuk para gembong itu," ucapnya. 

Jangan sampai, kata dia, pejabat daerah sekelas camat atau kepala desa tidak tahu apa saja aktivitas warganya.  

"Ini kecolongan karena gembong internasional itu paham betul bekerja di satu tempat, mereka punya pengalaman dalam kejahatan ini."

"Laporan dari masyarakat juga penting, kadang-kadang masyarakat itu cuek, tidak peduli dengan hal itu, apalagi ini ada kuwu yang sudah terlibat," katanya. (padna/nandri prilatama/nazmi abdurahman/firman suryaman)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved