Drainase Buruk, Cipanas Dikepung Banjir Cileuncang, dari Jalur Protokol hingga Depan Istana Cipanas
Bencana banjir cileuncang sempat terjadi sehingga menutupi badan jalan nasional depan Istana Kepresidenan Cipanas.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Aktivis lingkungan asal Kecamatan Cipanas Dede Ikhsan mengatakan, sangat jauh berbeda antara Cipanas dulu dengan Cipanas yang sekarang.
"Cipanas saat ini mulai rawan terjadi bencana bencana banjir, padahal kalau dilihat dari kontur posisinya berada di dataran tinggi," kata Dede Kamis (10/3/2022).
Dede mengatakan, seperti kejadian banjir cileuncang pada Rabu (9/3/2022) kemarin, saat hujan mengguyur di kawasan Kecamatan Cipanas dan sekitarnya, bencana banjir cileuncang sempat terjadi sehingga menutupi badan jalan nasional depan Istana Kepresidenan Cipanas.
Baca juga: Cari Solusi Banjir dan Tanah Bergerak di Kabupaten Cirebon, Bupati Bakal Datangi Kementerian PUPR
"Sebenarnya banjir tak hanya terjadi di depan Istana Kepresidenan akan tetapi hampir menyeluruh di bagian protokol Cipanas terlebih beberapa saluran airnya tidak berfungsi," katanya.
Menurutnya, selain faktor cuaca ekstrem seperti curah hujan yang tinggi sistem pembuangan air drainase atau selokan dari warga kurang tertata dengan baik.
"Banjir kemarin juga bisa jadi karena ada dampak dari adanya warga yang masih buang sampah sembarangan seperti saluran air yang ada di lingkungan warga itu sendiri," ujarnya.
Alhasil saluran akan tersumbat sehingga terjadi luapan air ke badan jalan.
"Banjir serupa pernah terjadi di 2015 sampai 2016 lalu, bahkan yang lebih parah lagi luapan banjir masuk dari atas makam pahlawan dan Kampung GBO, selain itu banjir juga masuk ke dalam Istana Kepresidenan Cipanas," katanya.
Dede mengatakan, meski posisinya ada ditingkat Kecamatan akan tetapi Cipanas ini memiliki padat penduduk.
"Bisa jadi dalam satu Kecamatan Cipanas ini kurang lebih mencapai 100 ribu lebih KK, ditambah lagi warga yang melintas dan atau atau wisatawan," katanya.
Baca juga: Kisah Kakek di Lebak Banten Selamatkan Diri dari Terjangan Banjir, Paksakan Diri Panjat Pohon
Dede berharap, pemerintah memberikan perhatian lebih untuk penataan di Kecamatan Cipanas.
"Selain hanya pengelolaan sampah, juga pentingnya ada penataan wilayah yang sedemikian mungkin agar terhindar dari bencana banjir dan bencana lainnya," katanya.
Dijelaskan Dede, beberapa waktu lalu ada informasi terjadinya pencurian besi penutup saluran air (drainase) di jalur protokol.
Selain bisa membahayakan pengguna jalan juga dikhawatirkan akan terjadinya luapan air karena tak sedikit banyak warga yang buang sampah sembarangan salah satunya saluran air.
"Kenapa kami kritis, karna kami takut saat lubang drainase terbuka, kami takut, warga buang sampah ke lubang drainase, yang bisa mengakibatkan mampet dan akhirnya banjir disaat hujan turun," tandasnya.
Baca juga: Banjir Merendam Dermaga dan Lapak Sayur di Pasar Palabuhanratu Sukabumi, Videonya Viral
