Ibu Wajib Tahu, Obesitas pada Anak Bisa Sebabkan Komplikasi, Dari Asma Hingga Kelainan Jantung
Para ibu wajib tahu bahwa obesitas pada anak bisa picu komplikasi dari asma hingga kelainan jantung
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Obesitas adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas pada anak rentan terjadi berbagai penyakit yang sulit dikelola.
Dikutip dari laman resmi Kemenkes, obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Winra Pratita mengatakan gejala klinis pada anak obesitas dilihat dari wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, pada leher tampak pendek, terdapat acanthosis nigricans (bercak kehitaman di belakang leher).
Baca juga: Cegah Kelebihan Berat Badan atau Obesitas dengan Tanaman yang Biasa untuk Lalapan Berikut ini
Kemudian pada dadanya terlihat membusung dengan payudara membesar dan napas berbunyi (mengi).
Pada perut terlihat membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.
''Pada ekstremitas sering juga tungkai berbentuk X akibat kenaikan berat badan yang sangat berlebihan dalam waktu yang singkat. Kemudian gerakan panggul terbatas, dan pada sistem reproduksi laki-laki penis tampak kecil,'' katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (2/3).
Namun untuk pemeriksaan lebih tepatnya diperlukan pemeriksaan antropometri mencakup berat badan, panjang badan atau tinggi badan indeks massa tubuh.
Selain gejala klinis, obesitas pada anak bisa menyebabkan komplikasi mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Baca juga: Benarkah Minum Susu Kental Manis dengan Cara Ini Berisiko Diabetes dan Obesitas? Ini Penjelasannya
Dari kepala sang anak kemungkinan cepat depresi, dan percaya diri rendah akibat obesitas.
Kemudian di bagian paru-paru, anak kemungkinan bisa mengalami asma atau sleep apnea pada saat tidur.
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali. Hal ini bisa ditandai dengan mengorok saat tidur.
Di bagian jantung, kemungkinan bisa terjadi kelainan jantung, atau kolesterolnya tinggi, atau bisa juga peningkatan tekanan darah.
Pada bagian hati, terjadi perlemakan, dan pada perut anak bisa mengalami gerd.
Selanjutnya pada pankreas bisa beresiko diabetes tipe 2. Pada lutut bisa terjadi artritis atau nyeri pada sendi.
''Bisa juga kakinya bengkok akibat penimbunan berat badan yang sangat masif dalam waktu yang sangat singkat. Tak hanya itu, bagian reproduksinya biasanya kalau anak perempuan bisa jadi menstruasinya tidak teratur atau mungkin lebih cepat daripada kawan-kawannya. Itu yang harus kita hindari,'' tutur dr. Winra.