Operasi Militer Rusia Karena Blunder Presiden Ukraina, Tindakan Wajar Untuk Lindungi Keamanan Negara

Sarjana hubungan internasional asal Pangandaran Dede Supratman S.IP sebut operasi militer Rusia akibat blunder Presiden Ukraina yang ingin gabung Nato

Penulis: Padna | Editor: Mega Nugraha
AP/Aris Messinis
Asap hitam membubung ke angkasa dari pangkalan udara militer di Chuguyev, dekat Kharkiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Rusia mulai melancarkan serangan militer berskala penuh ke Ukraina. 

"Saya melihat apa yang dilakukan oleh Rusia merupakan kebijakan luar negeri demi menjaga keamanan negaranya, dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan oleh negara-negara atau Kekaisaran di masa lampau," ujarnya.  

Selain itu, Supratman melihat, bahwa apa yang dilakukan oleh Presiden Ukraina yang berlatar belakang Komedian adalah suatu tindakan blunder karena telah melewati garis merah keamanan Negara Rusia

"Oleh karena itu, setiap pemimpin suatu negara harus memiliki keilmuan tentang politik Internasional atau Geopolitik. Sehingga, mereka mampu membaca langkah-langkah terbaik yang harusnya dilakukan," katanya. 

Presiden Nikaragua Sebut yang Dilakukan Vladimir Putin Untuk Membela Diri

Nikaragua jadi salah satu negara yang mendukung Rusia dalam konflik di Ukraina yang sudah pecah ditandai dengan invasi militer Rusia pada Kamis (24/2/2022),

Presiden Nikaragua, Daniel Ortega jadi presiden pertama di dunia yang mendukung Rusia pascapengakuan atas wilayah Provinsi Luhansk dan Donetsk.

Daniel Ortega menyebut, langkah Rusia di Ukraina sebagai upaya pembelaan diri karena keinginan Ukraina gabung dengan Nato jadi ancaman bagi negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.

"Saya yakin jika mereka melakukan referendum seperti yang dilakukan di Krimea, orang akan memilih untuk menggabungkan wilayahnya itu ke Rusia," kata Daniel Ortega dalam pidatonya di Managua, Senin (21/2), seperti dikutip Reuters.

Daniel Ortega yakin warga di Luhansk dan Donetsk akan bergabung dengan Rusia jika ada referendum.

Seperti diketahui, sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Vladimir Putin mengakui dua wilayah di Ukraina sebagai negara merdeka, yakni Republik Rakyat Luhansk dan Repubulik Rakyat Donetsk.

Seperti diketahui, Daniel Ortega memimpin Nikaragua pertama kali pada 1979-1990. Dia jadi tokoh Amerika Latin yang menentang dominasi Ameriksa Serikat di Amerika Tengah.

Bagi Daniel Ortega, saat Ukraina bergabung dengan Nato yang termasuk di dalamnya ada AS, jadi ancaman bagi Rusia.

"Jika Ukraina masuk ke NATO, mereka akan mengatakan kepada Rusia mari kita berperang, dan itu menjelaskan mengapa Rusia bertindak seperti ini. Rusia hanya membela diri," lanjut Ortega.

Nikaragua, seperti negara Amerika Latin lainnya, memang secara umum lebih condong ke Rusia secara ideologi.

Pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov berkunjung ke Nikaragua, Venezuela, dan Kuba dengan misi untuk memperdalam hubungan bilateral dengan ketiga negara tersebut.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved