China Sebut Sanksi ke Rusia dari Negara Barat Saat Operasi Militer di Ukraina Tak Selesaikan Masalah
Pemerintah China turut bersuara soal pemberan sanksi pada Rusia yang melakukan operasi militer di Ukraina sejak Kamis 24 Februari 2022.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID- Pemerintah China turut bersuara soal pemberan sanksi pada Rusia yang melakukan operasi militer di Ukraina sejak Kamis 24 Februari 2022.
China menyebut bahwa sanksi negara barat untuk Rusia atas operasi militer di Ukraina tidak akan menyelesaikan krisis.
Atas tindakan operasi militer Rusia di Ukraina, sejumlah negara sudah melakukan pembatasan di bank, perdagangan hingga maskapai penerbangan.
Komentar itu disampaikan China melalui Menteri Luar Negeri, Wang Yi.
Menurut Kementerian Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan “China tidak mendukung penggunaan sanksi untuk menyelesaikan masalah, dan terlebih lagi menentang sanksi sepihak yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional," bunyi pernyataan pemerintah China dikutip dari RT.com, Minggu (27/2/2022).
Baca juga: Tank Rusia Memalukan Putin, Menjadi Bahan Tertawaan Warga Ukraina karena Hal Ini
China menyebut bahwa selama ini pemberian sanksi pada sebuah negara sudah terbukti tidak memberikan dampak positif.
“Sudah lama terbukti bahwa sanksi tidak hanya gagal menyelesaikan masalah [yang ada], tetapi membuat berita, yang mengakibatkan efek 'kalah' pada ekonomi dan mengganggu proses penyelesaian politik," tambahnya.
Menteri mengatakan China menentang penggunaan kekuatan dan sanksi terkait Ukraina.
Dia berpendapat bahwa “tuntutan keamanan yang sah” Rusia pada ekpasnsi perluasan kekuasaan NATO ke arah timur “harus ditangani dengan benar.”
Moskow mengatakan pihaknya meminta jaminan yang mengikat secara hukum bahwa NATO tidak akan pernah menerima Ukraina sebagai negara anggota dan akan menarik pasukannya dari Eropa Timur – tuntutan yang ditolak oleh blok pimpinan AS.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/pangkalan-udara-militer-ukraina-dibom-rusia.jpg)