Survei Pilgub Jabar, Elektabilitas Dedi Mulyadi Ungguli Uu Ruzhanul Ulum, Aa Gym dan Bima Arya
Elektabilitas Dedi Mulyadi anggota DPR RI mencapai 29.7 persen terkait Pilgub Jabar. Namun, itu jika Ridwan Kamil maju di Pilpres 2024.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Mega Nugraha
Menurut dia, temuan tersebut bisa disebabkan sejumlah faktor seperti karakter warga Jabar yang memberikan atau menentukan pilihan untuk capresnya di akhir waktu Pemilu.
"Juga orang belum terlalu yakin kalau Kang Emil akan maju di Pilpres, itu karena kendaraan politiknya belum ada. Dan bahkan sekarang ada isu akan maju jadi Kepala Otoritas IKN. Hal ini membuat publik bingung," kata dia.
Lebih lanjut Firman mengatakan apabila Pilpres 2024 dilaksanakan saat ini, maka Ridwan Kamil berada di posisi pertama pilihan warga Jabar.
"Adapun tingkat elektabilitas sebesar 9,2 persen hingga 23,3 persen. Jadi tergantung simulasi pilihan. Prabowo Subianto berada di posisi kedua, diikuti oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Urutan ini konsisten dalam semua simulasi pilihan," kata dia.
Menurut dia, walaupun berada pada peringkat pertama, Ridwan Kamil tidak unggul secara signifikan dibandingkan capres lain.
Selisih dengan Prabowo Subianto antara 0,9 persen sampai 4,7 persen dalam semua simulasi pilihan. Padahal tingkat kedikenalan dan kedisukaan Ridwan Kamil sudah sangat tinggi apabila dibandingkan capres lainnya.
Ia mengatakan dukungan warga Jabar terhadap Ridwan Kamil dengan demikian belum solid. Ridwan Kamil, kata Firman, belum mendapatkan dukungan mayoritas dari warga Jabar.
Karena Jabar basis utama Ridwan Kamil sekaligus provinsi dengan jumlah pemilih terbesar, Ridwan Kamil perlu melakukan sosialisasi lebih masif agar dukungan warga Jabar semakin besar. Terutama kepada undecided voters yang jumlahnya masih cukup tinggi.
"Apabila Ridwan Kamil mendapatkan dukungan yang solid dari warga Jawa Barat, tingkat elektabilitas di level nasional dapat meningkat cukup signifikan," kata dia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/dedi-mulyadi-nilai-nasionalisme-arteria-dahlan-jakarta-sentris-tidak-mengerti-peradaban-daerah.jpg)