SEJARAH Berdirinya Kebun Binatang Bandung, Disebut Tempat Perjuangan orang Sunda

Kebun Binatang Bandung atau sekarang dikenal dengan nama Bandung Zoological Garden (Bazoga) gelar Haul ke-38 sang pendiri, yaitu Rd Emma Bratakusuma.

Dokumentasi Bazoga
Bantuan yang didapatkan Bandung Zoological Garden (Bazoga) alias Kebun Binatang Bandung dari komunitas pecinta satwa di Kota Bandung 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kebun Binatang Bandung atau sekarang dikenal dengan nama Bandung Zoological Garden (Bazoga) gelar Haul ke-38 sang pendiri, yaitu Rd Emma Bratakusuma.

Emma Bratakusuma dikenal memiliki pemikiran tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup dan membentuk Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT).

Ia pun memiliki visi yang begitu panjang untuk kepentingan paru-paru kota Bandung yang manfaatnya bisa dirasakan hingga saat ini.

Melalui YMT atau kini dikenal Bazoga, Emma ambil alih melalui tenaga, pemikiran dan seluruh harta kekayaan dia dari Bandungse Zoological Park (BZP).

Baca juga: Nana, Film Berbahasa Sunda Tayang Berlin International Film Festival

Selain sebagai sarana hiburan rakyat yang terjangkau, YMT  juga ikut berperan serta dalam pelestarian hewan-hewan dan tumbuhan langka.

YMT pun disebut-sebut sebagai ‘situs sejarah perjuangan orang Sunda’ yang tidak terekspos, karena YMT sebagai sarana untuk mengumpulkan para pejuang Sunda.

Penerus Bazoga Rd Bisma Bratakusuma  dan Gantira Bratakusuma
Penerus Bazoga Rd Bisma Bratakusuma dan Gantira Bratakusuma (Tribun Jabar / Putri Puspita)

Di dalam peringatan Haul ini, penerus Bazoga Rd Bisma Bratakusuma mengatakan, sang kakek adalah seorang pendiri yang kemudian diteruskan kepada almarhum ayahnya.

"Sebagai keturunan, saya mau melanjutkan pelestarian kebun binatang bandung dimana mempertahankan sebagai pusat edukasi pariwisata menjaga ekosistem," ujar Bisma di sela acara, Kamis (20/1/2022).

Baca juga: 3 TKW Asal Indramayu Meninggal di Kecelakaan Kapal Terbalik di Malaysia, Satu Lagi Kritis

Bisma mengatakan langkah konkrit yang ia lakukan untuk Bazoga adalah memperbanyak pembaharuan terutama dari fasilitas pengunjung.

"Kandang satwa yang sudah cukup lama kita renovasi dan targetnya untuk berubah secara berkala," ujarnya.

Sementara itu untuk tahun ini hal yang terbaru dalam pemeliharaan Bazoga, dikatakan Bisma adalah memperbaiki beberapa zona yang belum diperbaiki.

"Tahun ini memperbaiki zona primata daan ada juga aviari atau kandang burung yang dilakukan secara berkala," katanya.

Bisma tahu betul akan sejarah sang kakek yang dikenal sebagai tokoh pergerakan Sunda.

Oleh karena itu sebagai generasi berikutnya, ia akan lebih mempertahankan kebudayaan Sunda dan menunjukkan bahawa budaya Sunda tetap eksis.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved