Pakar Epidemiologi Ini Bilang Tak Perlu Khawatirkan Muncul Varian Covid-19 yang Baru Setelah Omicron

Virus SARS-CoV-2 terus bermutasi sejak kemunculannya pada Desember 2019 di Wuhan, China. Kini setelah varian Delta, muncul varian Omicron yang

Editor: Darajat Arianto
Dok Pribadi
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Virus SARS-CoV-2 terus bermutasi sejak kemunculannya pada Desember 2019 di Wuhan, China.

Kini setelah varian Delta, muncul varian Omicron yang menyebabkan tren kenaikan kasus beberapa waktu terakhir. 

Lantas kapan virus berhenti bermutasi?

Pakar Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, Indonesia menyebutkan Omicron bukanlah varian virus Covid-19 yang terakhir muncul.

"Bicara Omicron, varian ini bukanlah yang terakhir. Jelas bukan. Ada potensi varian lain muncul. Lebih berbahaya, sama atau kurang," ungkap Dicky pada Tribunnews, Jumat (21/1/2022).

Namun menurutnya hal itu tidaklah menjadi masalah. Walau pun memang dalam mutasinya, virus ini tidak semakin melemah. Yang terjadi adalah justru semakin banyak memiliki imunitas. 

Baca juga: Pasien Covid-19 Omicron Bisa Jalani Isolasi Mandiri, Ini Syarat Klinis dan Rumah yang Harus Dipenuhi

"Virus begitu saja terus. Bahkan lebih baik. itu terbukti dari kehadiran virus-virus yang menyebabkan pandemi itu. Bahkan ada yang resisten pada obat," kata Dicky menambahkan.

Tapi ia menekankan jika ini bukanlah sesuatu yang membuat masyarakat menjadi panik. Karena dengan kombinasi testing, treacing, treatment (3T), protokol kesehatan dan vaksin Covid-19, maka mutasi virus dapat dihadapi.

"Itu yang bisa kita lakukan dalam konteksi covid. Kegiatan ekonomi juga bisa normal, asal semua konsisten. Dan untuk potensi gelombang tiga omicron ini jelas didominasi Omicron karena Delta masih ada,"paparnya lagi. 

Baca juga: WASPADA, Varian Omicron Sudah Masuk Kota Bandung, 6 Orang Terpapar, Diduga dari Penularan Lokal

Namun sekali lagi Dicky menekankan jika dalam situasi ini, masih ada kelompok yang rawan dan belum punya imunitas. Dan ini seperti kayu bakar dan mengakibatkan ledakan kasus sulit dihindari.

 
"Tapi dampaknya bisa kita minimalisir. Setidaknya dampak secara ekonomi, sosial, kesehatan bisa kita kurangi dengan melakukan mitigasi awal. Itu toolnya hampir sama dengan Delta tapi harus lebih kuat," ujarnya. (Aisyah Nursyamsi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Tak Perlu Khwatirkan Muncul Varian Covid-19 yang Baru Setelah Omicron".

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved