Polsuska Ngadu ke Dedi Mulyadi Tertipu Investasi Bodong Sultan Bekasi Rp 25 M, Polisi Kudu Bertindak

Sejumlah orang yang berprofesi sebagai Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) menjadi korban dugaan penipuan investasi bodong

Editor: Ichsan
dok.dedi mulyadi
Polsuska Ngadu ke Dedi Mulyadi Tertipu Investasi Bodong Sultan Bekasi Rp 25 M, Polisi Harus Bertindak 

TRIBUNJABAR.ID - Sejumlah orang yang berprofesi sebagai Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) menjadi korban dugaan penipuan investasi bodong dengan nilai kerugian mencapai Rp 25 miliar.

Perwakilan korban pun datang mengadu ke anggota DPR RI Dedi Mulyadi. Kedatangan mereka ingin berdiskusi dan mencari solusi terkait uang investasi yang kini lenyap.

Koordinator korban Dwi menceritakan awalnya ia mengikuti investasi tersebut dari teman seprofesinya. Temannya itu telah lebih dulu mengikuti investasi mobil murah di Jaringan Bisnis (Jarbis).

“Investasi ini menawarkan unit mobil bekas di bawah pasaran. Menurut pengelola, dia itu beli mobil baru kemudian direntalkan. Pada saat mau habis masa rentalnya, sisanya ke kitain,” ujar Dwi.

Ia sendiri hingga kini sudah berinvestasi Rp 320 juta. Sementara ada teman seprofesinya sudah investasi hingga Rp 3,3 miliar untuk pembelian 40 unit mobil.

Baca juga: Dedi Mulyadi Nilai Nasionalisme Arteria Dahlan Jakarta Sentris, Tak Mengerti Peradaban Setiap Daerah

Dedi Mulyadi saat menerima pengaduan Polsuska yang tertipu investasi bodong
Dedi Mulyadi saat menerima pengaduan Polsuska yang tertipu investasi bodong (dok.dedi mulyadi)

“Ada juga teman yang investasi pakai pinjaman ke bank. Jadi sekarang dia terus mencicil angsuran ke bank sementara investasinya tidak ada,” katanya.

Menurutnya kantor investasi tersebut berada di Surabaya. Ia sudah coba mencari pelaku namun hanya bertemu dengan pengacaranya.

“Kami minta hak kami di Bulan Juli malah yang bersangkutan membawa lawyer bahwa modal kita akan dikembalikan tanpa keuntungan. Tapi itu belum,” katanya.

Saat ini, kata dia, sudah ada tiga Laporan Polisi (LP) yang ditujukan pada pelaku. Laporan tersebut di antaranya dibuat di Polres Cirebon dan Polda Metro Jaya.

“Saya kan koordinator, total nilai kerugian itu sudah Rp 25 miliar. Korban rata-rata pegawai KAI. Terakhir pelaku ini aktif Oktober, sekarang sudah tidak aktif,” ucapnya.

Para korban juga sudah berusaha menemui pelaku di rumahnya di Bekasi namun nihil. Bahkan rumah pelaku sudah disita oleh tetangganya sendiri karena kasus yang sama.

Baca juga: Pembekuan Izin Tambang Batu Dicabut di Karawang, Warga Dorong Dedi Mulyadi Gelar RDP di DPR RI

“Si pelaku ini gaya hidupnya tinggi. Bahkan dijuluki Sultan Bekasi. Dia sering ke luar negeri, paling jelek aja mobilnya Honda Jazz,” kata Dwi.

Dwi menjelaskan saat ini ada sekitar 250 orang yang menjadi korban dan beberapa di antaranya telah melapor ke polisi. “Peliknya itu teman saya sudah LP dari Bulan Agustus tapi sampai sekarang belum ada perkembangan,” ucapnya.

Terkait hal tersebut Kang Dedi Mulyadi meminta polisi segera mengusut tuntas kasus tersebut. Para korban pada intinya ingin semua uang investasi kembali meski tanpa untung.

“Kita dorong ini menjadi sesuatu yang terbuka sehingga pihak yang melakukan tindakan ini bertanggung jawab. Karena kasihan ada yang pinjam bank, ada yang tabungan dapat kumpulin, tiba-tiba akhirnya hilang. Semoga cepat selesai, Polda Metro menangani sampai tuntas apakah ini investasi bodong atau wanprestasi,” ujar Dedi Mulyadi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved