Jokowi Diusung Maju Lagi di Pilpres 2024, Tapi Sebagai Cawapres Prabowo Subianto

Joko Widodo dan Prabowo Subianto didukung maju di Pilpres 2024 oleh sekelompok orang menamakan diri Sekber Prabowo-Jokowi.

Editor: Mega Nugraha
Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi langsung menelepon Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, saat Kepala Negara mendapat keluhan dari petani bawang di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terkait impor bawang, Selasa (14/12/2021).() 

TRIBUNJABAR.ID,JAKARTA- Joko Widodo dan Prabowo Subianto didukung maju di Pilpres 2024 oleh sekelompok orang menamakan diri Sekber Prabowo - Jokowi.

"Kami dari SekretariJoko Widodo dan Prabowo Subianto didukung maju di Pilpres 2024 oleh sekelompok orang menamakan diri Sekber Prabowo-Jokowi.Bersama Prabowo - Jokowi mendorong Bapak Prabowo Subianto, calon presiden, dan Bapak Joko Widodo, calon wakil presiden (cawapres), sebagai bagian dari Kabinet Indonesia Maju Jilid II untuk maju dalam Pemilu 2024," kata Koordinator Sekber Prabowo-Jokowi Gisel Italiane dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/1/2022).

Sekber Prabowo - Jokowi ini menyebut, kepemimpinan Jokowi dalam dua periode ini mampu membawa perubahan signifikan bagi Indonesia.

Prestasi itu, diyakini semakin membaik jika Jokowi kembali maju di Pilpres 2024 bersama Prabowo Subianto.

Baca juga: INILAH Pasar di Kota Bandung yang Akan Didatangi Presiden Jokowi Setelah dari Unpar, Besok

Selain itu, kata dia, sosok Jokowi dan Prabowo merupakan pemersatu dua kelompok yang selama ini kerap berseteru.

Mereka menilai langkah itu menciptakan stabilitas politik, baik dalam pemerintahan maupun parlemen.

Sekber Prabowo-Jokowo menyampaikan pencalonan Prabowo-Jokowi perlu dilakukan untuk melanjutkan pembangunan Indonesia.

"Dalam rangka melanjutkan kesinambungan kerja dan pembangunan nasional menuju Indonesia maju," ucap Gisel.

Deklarasi serupa pernah dilakukan oleh relawan bernama Komunitas Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024 DKI Jakarta. Pada 23 Oktober 2021, mereka mendukung Jokowi-Prabowo maju pada 2024 untuk menekan polarisasi politik.

"Selama ini kita tahu di Pilpres 2014, Pilkada 2017 dan Pilpres 2019 kemarin (ada polarisasi). Apabila hal seperti itu terulang lagi di 2024, eskalasinya semakin besar akan semakin keras dan meluas dan sulit dikendalikan," ucap Ketua Komunitas Jokpro 2024, Baron Danardono Wibowo.

Pakar Hukum Tata Negara dan Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari mengingatkan soal budaya konstitusi. Dia mengingatkan Jokowi untuk tidak terhasut pembisiknya agar kembali mencalonkan diri di Pilpres 2024.

Baca juga: Anak Kyai di Jombang Cabuli Santriwati, Sesumbar Tak Akan Ditangkap Polisi, Jokowi Juga Ditantang

"Presiden itu tanggung jawab seumur hidup, hanya saja masa jabatannya dibatasi 2 periode (10 tahun). Setiap yang habis periode dalam budaya berkonstitusi tetap dipanggil presiden," kata Feri saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (15/1/2022).

Feri pun tak bisa membayangkan, jika seseorang yang sebelumnya dipanggil Presiden, malah berminat menjadi calon wakil presiden.

Terlebih, menjadi Cawapres dari orang yang pernah dikalahkannya dua kali berturut-turut dalam Pilpres.

"Tidak elok dan tidak etis jika presiden maju jadi wakil (presiden). Ibarat sudah jadi jenderal tapi tiba-tiba berminat jadi kopral. Enggak boleh terjadi itu," ujar Feri.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved