PTM 100 Persen di Jabar, Pengamat Ingatkan Hal yang Tak Boleh Sampai Terlewat, Fasilitas sampai Swab

TRIBUNJABAR.ID. BANDUNG - PENGAMAT pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Cecep Darmawan, memberikan tanggapannya terkait rencana dilaksanakannya pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh di sejumlah wilayah di Jawa Barat, termasuk di Kota Bandung.

Cecep mengatakan, untuk melakukan PTM secara penuh, pemerintah daerah, baik di tingkat kota dan kabupaten, harus sudah melakukan evaluasi dan validasi sekolah-sekolah mana yang sudah siap untuk PTM penuh atau belum.

"Ketika kondisi Covid-19 mulai terkendali dan bahkan melandai, memang harus ada persiapan untuk melakukan PTM, meskipun kini masih dibayang-bayangi varian baru omicron. Mudah-mudahan saja tak sampai ada gelombang kasus lagi," katanya saat dihubungi Tribun Jabar, Minggu (9/1/2022).

Baca juga: PTM 100 Persen di Kota Bandung di Tengah Ancaman Omicron, Jangan Sampai Jadi Malapetaka

Sehingga, kata Cecep, saat pemerintah daerah memulai PTM secara serentak, 10 Januari ini, langkah pemerintah sudah lengkap.

Tantangannya, pemerintah harus jeli dalam melakukan pengecekan di setiap sekolah, terutama dalam hal penerapan protokol kesehatan.

"Saya melihat di beberapa institusi, termasuk sekolah, tempat cuci tangannya sudah ada, namun kurang terawat dan ini sebelum mulai PTM harus diperbaiki dahulu. Intinya, masalah infrastruktur prokesnya harus diperhatikan," ujarnya seraya meminta kepada Satgas Covid untuk tak mengizinkan sekolah yang tak memperhatikan itu.

Catatan lainnya, kata Cecep, perhatikan betul masalah vaksin terhadap pendidik dan tenaga kependidikan serta siswanya, dan perlu adanya pengecekan suhu tubuh di pintu masuk sekolah.

"Paling penting juga besok jika memungkinkan harus ada swab test, baik semuanya atau random," ucapnya.

Baca juga: PTM 100 Persen di Kota Bandung di Tengah Ancaman Omicron, Jangan Sampai Jadi Malapetaka

Ketika PTM nantinya sudah berjalan, Cecep meminta kepada satgas baik tingkat kota, kewilayahan, sampai sekolah dan masyarakat juga media untuk tetap melakukan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan.

"Lakukan itu secara berkala sehingga ketika ada hal-hal yang kurang bisa segera diperbaiki," ujarnya.

(nandri prilatama)