Belum Semua SD di Bandung Barat Terapkan Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen, Begini Alasannya

Tidak semua sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Tribunjabar.id
ILUSTRASI - Tidak semua sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Tidak semua sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Penyebabnya, masih ada sekolah yang terkendala sarana dan prasarana penunjang.

Kepala Bidang SD, Dinas Pendidikan KBB, Dadang A Sapardan, mengatakan, faktor lain SD di KBB belum melaksanakan PTM 100 persen itu karena masih ada sekolah yang fokus pada penyelenggaraan vaksinasi Covid-19.

"Hari ini di KBB sudah mulai diterapkan PTM 100 persen, namun untuk tingkat SD yang melakukannya baru sekitar 40 persen sekolah," ujar Dadang di kantornya, Senin (10/1/2022).

Untuk di KBB, kata Dadang, terdapat 678 SD negeri dan swasta yang tersebar di 16 kecamatan.

Dia tidak memaksa kepada sekolah untuk menggelar PTM 100 persen, sehingga masih bisa tetap menerapkan PTM terbatas. 

Dadang mengatakan, pada pelaksanaan PTM 100 persen ini,  sekolah harus mematuhi berbagai ketentuan seperti yang tertuang dalam SKB 4 Menteri, terutama kaitan dengan protokol kesehatan.

Tujuannya supaya tidak menimbulkan kasus atau penyebaran baru dari lingkungan sekolah. 

"Kalau pantauan kami dan berdasarkan laporan yang masuk, di hari pertama PTM 100 persen berjalan lancar. Semua menerapkan protokol kesehatan secara ketat, baik siswa, guru, dan tenaga kependidikannya," kata dia.

Baca juga: PTM Hari Pertama di SMAN 5 Bandung, Pengantar Siswa Tak Boleh Melewati Gerbang Sekolah

Pada pelaksanaan PTM 100 persen hari pertama ini, kata dia, para siswa, guru, dan orang tua harus kembali beradaptasi karena sudah sekitar dua tahun menerapkan pola pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah.

Selama itu, kata Dadang, frekuensi siswa dan guru untuk berinteraksi secara langsung berkurang.

Sehingga hal itu berimbas kepada transfer materi pembelajaran yang jadi tidak optimal karena cenderung satu arah. 

Baca juga: SOSOk Ratu Begal Ditangkap Polisi karena Narkoba, Pernah Gabung di Manajemen Pentolan Band Besar

"Semoga dengan digelarnya PTM 100 persen, aktivitas KBM bisa kembali efektif seperti pada kondisi normal sebelum pademi Covid-19. Sebab terbangun komunikasi antara siswa dan guru secara langsung," ucap Dadang. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved