Guru Rudapaksa Santri
Warga Sekitar Madani Boarding School Tak Menyangka Ada Tindak Asusila, Para Santriwati Jarang Bicara
Terungkap, ternyata kasus rudapaksa terhadap belasan santriwati itu terbongkar pada Mei 2021, dua minggu pasca-Lebaran.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Belasan santriwati yang menimba ilmu di Yayasan Pendidikan Madani Boarding School, Cibiru, Kota Bandung, menjadi trending topic akhir-akhir ini, lantaran mendapatkan perlakuan tak mengenakan, yakni tindak asusila oleh gurunya yang bernama Herry Wirawan.
Terungkap, ternyata kasus rudapaksa terhadap belasan santriwati itu terbongkar pada Mei 2021, dua minggu pasca-Lebaran.
Hal itu diungkap oleh Kokom, istri sekretaris RT setempat.
Kondisi terkini, Madani Boarding School di Kelurahan Pasir Biru, Kecamatan Cibiru, tampak kosong.
Baca juga: Kasus Rudapaksa Belasan Santriwati di Bandung Jadi Perhatian Khusus Presiden, Pelaku Harus Dikebiri
Namun, di sekitar yayasan pendidikan tersebut kondisi ramai karena memang bangunan yayasan itu berada di sekitar permukiman warga, dengan sisi kanan, kiri, dan depan terdapat rumah warga.
Bahkan, depan yayasan terdapat bangunan masjid dan rumah sekretaris RT setempat.
"Ya, memang setiap hari di sini mah ramai terus oleh warga sekitar dan anak-anak yang biasa nongkrong depan TKP."
"Kami jujur terkejut sekali ketika ada kasus ini, enggak nyangka dan enggak menduga karena tak terlihat ada hal yang janggal," kata Kokom, Rabu (15/12/2021).
Dia juga menyebut keseharian para santriwati di sana seperti halnya anak-anak pada umumnya.
Hanya saja, katanya, para santriwati itu tidak banyak berbicara saat ke luar yayasan.
"Para santriwati sering keluar saat mau jajan."
"Tapi, mereka enggak berlama-lama diam di luar, langsung masuk kembali," ujarnya.
Hal lainnya yang pernah warga lihat dari gerak-gerik yang ada di yayasan itu ialah, para santriwati di sana pernah ikut turun membangun bangunan yayasan lantai dua, seperti mengaduk pasir dan semen, mengecat, hingga mengangkat-angkat kayu beserta batu.
"Kalau aktivitas pengajian biasa terdengar itu selepas Subuh sampai pagi hari."