Guru Rudapaksa Santri
Bu Cinta Atalia Kamil Hatinya Teriris-iris, Khawatirkan Nasib 12 Santri Korban Guru Bejat di Bandung
Atalia Praratya Kamil atau Atalia Kamil, istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, merasa sangat sedih 12 santri menjadi korban asusila guru bejat.
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Atalia Praratya Kamil atau Atalia Kamil, istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, merasa sangat sedih 12 santri menjadi korban asusila seorang guru atau ustaz di Kota Bandung.
Bahkan, Bu Cinta, demikian dia akrap disapa, merasa hatinya teriris-iris.
Atalia Kamil bertambah sedih karena para korban guru tak berakhlak atau guru bejat itu, ada yang hamil dan sudah melahirkan.
"Awal Juni lalu saat kami berinteraksi langsung dengan para korban, hati rasanya teriris-iris. Mereka begitu polos, bahkan beberapa belum paham bahwa mereka adalah korban tindakan bejad tidak bermoral dari gurunya sendiri," ujarnya dikutip dari akun IG-nya, Kamis (9/12/2021).
Atalia Kamil meminta penegak hukum untuk menghukum berat guru atau ustaz pelaku pencabulan terhadap 12 santriwati.
Baca juga: Nasib 12 Santriwati Dirudapaksa Guru Pesantren di Bandung, Niluh Djelantik Murka, Usul Hukuman Mati
Dia juga meminta semua pihak membantu untuk menyelamatkan masa depan korban, tidak terulang kejadian serupa, dan tidak memberitakan hal yang menyudutkan korban.
Atalia Beri Pendampingan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memberikan pendampingan dan dukungan moral serta psikologis kepada para korban kasus rudrapaksa Herry Wiryawan (36) di lingkungan salah satu pesantren di Kota Bandung, sejak kasusnya terungkap Mei 2021.
Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Atalia, mengatakan, sejak kasus itu terungkap pada Mei lalu, pihakmya turun langsung mendatangi keluarga dan korban untuk memberikan dukungan moral dan psikologis.
"Saya dengan P2TP2A sudah mengetahui kejadian ini sejak Mei lalu. Bahkan saya datang sendiri memberi semangat, ngobrol langsung dengan para korban. Saat itu, ada 20-an orang yang ada di rumah aman kami," tuturnya di Bandung, Kamis (9/12/2021).
Istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut mengatakan, sejak kasus terungkap, Pemprov Jabar sudah memberikan pendampingan maksimal bagi para korban.
Baca juga: 11 Santriwati Korban Rudapaksa Guru Pesantren Bejat di Bandung Ternyata Asal Garut, Orang Tua Syok
"Semua sudah mendapat penanganan dari tim kita dan pemda setempat. Mereka sedang trauma healing," kata Atalia.
Dengan adanya kasus tersebut, Atalia berharap para orang tua bisa lebih teliti dalam memilih sekolah dan memberikan edukasi tentang pelecehan dan kekerasan seksual.
"Bayangkan, orang tua menyekolahkan anaknya dengan harapan anaknya mendapat pendidikan yang baik."
"Orang tua harus jeli memilih sekolah juga. Kalau pesantren tidak boleh ada lintas gender di ruang privat."
"Karena katanya pelaku punya akses sendiri ke kamar korban. Jadi harus dipantau," katanya.
Ia meminta pelaku kekerasan seksual terhadap belasan santri di Bandung ini mendapat hukuman berat.
Sebab, tindakan tersebut sangat tidak manusiawi dan mencoreng lembaga pendidikan di Jawa Barat.
"Ini bejat sekali, ya. Dia harus diberi hukuman berat agar jadi contoh bagi siapa pun," kata Atalia.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan sangat marah dengan kasus rudrapaksa yang dilakukan Herry Wiryawan di salah satu pesantren di Kota Bandung.
Ia mengatakan pelaku telah ditangkap dan dalam proses peradilan, kemudian pesantren yang bersangkutan telah ditutup.
Baca juga: FAKTA-fakta Aksi Bejat Guru Pesantren Rudapaksa 12 Santriwati, Lahir 8 Bayi, Korban Trauma Berat
"Saya sangat marah atas tindakan dan perilaku yang terjadi seperti yang diberitakan, di mana orang tua menitipkan pendidikan anak-anaknya pada institusi pendidikan."
"Saya sudah minta kepada Pak Kapolda agar segera diusut dan dihukum seberat-beratnya," kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (8/12/2021).
Ia mengatakan, para korban, yakni santriwati-santriwati yang bersangkutan, telah mendapatkan pendampingan dan penyembuhan trauma dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat.
"Dari unit kerja unit perlindungan anak dan kami titip bupati dan walikota untuk terus memonitor kegiatan-kegiatan di wilayah masing-masing agar hal seperti ini tidak terulang dan mudah-mudahanan kita bisa melihat perkembangan yang seadil-adilnya," katanya.
Ia pun meminta agar forum pengurus pendidikan atau pesantren untuk saling mengingatkan jika ada praktik pendidikan yang di luar kewajaran.
Untuk langkah pencegahan lainnya, ia meminta agar orang tua dari siswa-siswi yang menitipkan anaknya belajar di sebuah institusi pendidikan untuk turut proaktif mengecek keseharian peserta didik.
"Kita ada forum pengurus pesantren, sudah kita hubungi karena rata-rata berhimpun dalam organisasi sehingga terus memonitor bila ada di luar kewajaran terjadi."
"Rutinitas terus kita lakukan sehingga ini menjadi sebuah pembelajaran agar tidak terulang lagi," katanya.
Ia mengatakan pelaku sudah ditangkap polisi dan sedang diadili di pengadilan.
Tempat bersekolahnya sudah langsung ditutup dan berharap pengadilan bisa menghukum seberat-beratnya dengan pasal sebanyak-banyaknya kepada pelaku yang disebutnya biadab dan tidak bermoral ini. (*)