Sebelum Mati Tragis, Hendra Tukang Cilok di Indramayu Itu Sempat Depresi, 3 Bulan Belum Terungkap
Sebelum ditemukan tak bernyawa, Hendra Jaya Kusuma (27), tukang cilok korban perampasan nyawa di Kabupaten Indramayu sempat alami depresi.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Sebelum ditemukan tak bernyawa, Hendra Jaya Kusuma (27), tukang cilok korban perampasan nyawa di Kabupaten Indramayu sempat alami depresi.
Hendra tukang Cilok di Indramayu itu ditemukan mati tragis pada 27 Juli 2021 dengan kondisi mengenaskan. Kepalanya pecah, muka rusak, kaki patah dan tidak berbusana. Hingga 16 November 2021, polisi belum mengungkap pelakunya.
Taryana (51), ayah Hendra saat ditemui Tribuncirebon.com di kediamannya di Desa Jangga, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Selasa (16/11/2021) mengatakan, Hendra depresi setengah bulan lamanya sebelum hari nahas itu terjadi.
Baca juga: Nasib Danu dan Si Banpol Kasus Subang Bisa Seperti Joko Driyono EksSekjen PSSI, Begini Penjelasannya
"Depresinya itu sering marah-marah tanpa alasan, hampir semua orang dia marah-marahin," ujar dia.
Taryana mengatakan, ia awalnya tidak tahu secara pasti alasan Hendra sampai mengalami depresi.
Namun, belakangan ini, dari informasi teman-teman Hendra, penyebab ia sering marah-marah karena dampak dari mengonsumsi obat-obatan terlarang.
"Saya tahunya dari teman-temannya, saya pikir depresinya itu karena kerasukan, tapi ternyata karena pengaruh obat-obatan terlarang," ujarnya.
Masih dikatakan Taryana, ia pun tidak jarang dimarahi oleh anaknya tersebut, salah satunya seperti saat Taryana tengah membuat cilok untuk dagang.
Baca juga: Saat Yosef Memelas ke AKBP Sumarni soal Kasus Subang Belum Terungkap: Yang Terhormat Kapolres
Hendra tiba-tiba datang dan marah-marah melarangnya berjualan tanpa alasan yang jelas.
Lanjut Taryana, kondisi tersebut membuat keluarga khawatir, Hendra pun sempat dibawa berobat ke berbagai orang pintar untuk menyembuhkan kebiasaan anehnya tersebut.
"Tapi misal kalau lagi gak ngonsumsi itu, dia normal, kaya biasa sikapnya, cuma tiba-tiba suka kambuh, mungkin habis konsumsi obat lagi," ucap dia.
Kendati demikian, di mata masyarakat, dikatakan Taryana, anaknya tersebut dikenal sebagai sosok yang baik.
Kebiasaan aneh itu baru muncul sekitar setengah bulan sebelum jenazahnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Lokasinya penemuannya berada di areal pesawahan di Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu pada 27 Juli 2021 lalu.