Kreativitas Warga Perkampungan di Cileunyi Bandung Sulap Semak Belukar Jadi Kafe Dikelola Bersama
Pengurus RW di Cileunyi Kabupaten Bandung berinisiatif mengubah lahan semak belukar jadi kafe dan tempat nongkrong. Warga sekitar diberdayakan
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Awalnya semak belukar kini menjadi taman yang nyaman, setiap hari Jumat malam dan Sabtu malam dijadikan kafe, yang diberi nama Kafe Bukit 21.
Kafe Bukit 21 ini berada di Komplek Bukit Mekar Indah, Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
Suasana kafe 21 menyuguhkan suasana taman yang nyaman ditata dengan sedemikian rupa. Terdapat spot foto di beberapa titiknya dan dilengkapi dengan live musik.
Selain itu banyak pilihan makanan dan minuman yang disuguhkan, mulai dari makanan tradisional hingga moderen, seperti kopi, jus, surabi, sosis bakar dan lainnya.
Banyak orang yang tertarik untuk mengunjunginya. Apalagi dilengkapi tempat permainan anak.
Baca juga: Emak-emak Pedagang Cabai Jadi Tersangka Seusai Berkelahi dengan Preman Karena Dipalak
Taman Bukit 21 tersebut, kini dikelola oleh warga sekitar, makanan yang disajikan merupakan olahan dari UMKM, yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi warga setempat.
Menurut ketua RT 04, Dindin Nasrudin, taman tersebut telah dibuat sekitar dua bulan lalu, berada di tanah fasilitas umum RW 21.
"Memang di sini asalnya semak belukar, dan jarang orang yang mau ke sini. Setelah jadi taman baru banyak yang mau ke sini," kata Dindin, di Taman Bukit 21, Jumat (8/10/2021) malam.
Dindin mengatakan, meski setelah jadi taman untuk malam hari, orang masih enggan untuk ke sini.
"Tapi alhamdulillah, setelah jadi Kafe Bukit 21, banyak warga yang ke sini. Kafe ini bukanya hanya Jumat dan Sabtu malam, itu supaya tak bosan," katanya.
Para pengunjung yang datang tak hanya anak muda, ibu-ibu dan bapa-bapa yang membawa anaknya pun terlihat asik menikmati suasana dan makanan yang ada.
Harga makanan dan minuman yang disajikan mulai dari ribuan hingga puluhan ribu. Tentu harganya enteng di kantong.
Menurut Dindin, memang didirikan kafe ini untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, baru dibuka sekitar satu bulan lalu.
Baca juga: Sangarnya Si Totol Penghuni Gunung Tilu dan Menawannya Si Black Panther Penghuni Gunung Ciremai
"Yang jualan di sini UMKM, ada yang awalnya ngangur dan yang baru di PHK, lalu mereka dagang di sini," ucapnya.
Kini di kafe tersebut, terlihat masih ada peluasan dan pembenahan taman, seperti di sebelah utara terdapat pemuda yang sedang melakukan dekorasi spot foto dan tempat duduk.
"Mudah-mudahan ini bisa berkembang, dan membatu ekonomi masyarakat sekitar," ucapnya.