Tak Dianjurkan Pakai Cotton Bud, Bisa Berbahaya, Berikut 3 Cara Membersihkan Telinga yang Aman
Membersihkan telinga tidak boleh asal karena alih-alih ingin membuang kotoram justru membahayakan organ pendengaran
Maka dari itu, dia pun menganjurkan masyarakat untuk bisa melakukan perawatan telinga secara rutin ke dokter maksimal 6 bulan sekali.
Dokter biasanya akan memeriksa kondisi serumen di dalam telinga. Jika sudah menumpuk dan mengganggu kenyamanan, kotoran telinga itu bisa dikeluarkan.
Menurut dr. Hutami, dokter THT sedikitnya memiliki 3 teknik dalam membersihkan telinga.
Teknik tersebut akan dilakukan sesuai kebutuhan atau kondisi pasien.
Berikut yang bisa dilakukan dokter THT: Serumen diambil dengan alat kalau wujudnya kering Irigasi atau memasukan cairan NACL steril ke dalam telinga dengan harapan kotoran bisa keluar Microsuction, di mana dokter akan memanfaatkan alat khusus yang dapat menyedot kotoran telinga
“Pemeriksaan telinga baik dilakukan untuk anak-anak maupun orang dewasa paling tidak maksimal enam bulan sekali,” imbuhnya.
Cara membersihkan telinga sendiri Asalkan tak menggunakan cotton bud, masyarakat awam sebenarnya boleh-boleh saja membersihkan kotoran telinga secara mandiri.
Selain menghindari cotton bud, dr Hutami menyarankan masyarakat untuk tidak melakukan irigasi telinga sendiri karena bisa merangsang terjadinya pusing berputar.
Pusing berputar dipicu jika ada air yang masuk ke telinga lalu merangsang saraf-saraf di sana.
"Telinga dialiri saraf vagus. Kalau saraf ini sampai terangsang, bisa menyebabkan pingsan,” terang dr. Hutami.
Menurut dr. Hutami, cara membersihkan telinga yang paling aman yakni dengan memanfaatkan kapas.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Kapas dicelupkan terlebih dahulu ke air hangat, kemudian dilinting
Setelah itu, kapas yang sudah basah dimasukkan ke telinga secara perlahan
Gerakannya dari dalam ke luar searah dengan jarum jam.