Geger Sertifikat Vaksin Palsu di Jabar, Pelakunya Ditangkap, Ridwan Kamil Minta Polisi Menghukum
Hal ini sangat meresahkan masyarakat Jawa Barat karena jangan-jangan sertifikat yan diterima itu palsu
Ia mengatakan pihaknya menyesalkan karena yang bersangkutan adalah mantan relawan.
"Hal ini mencederai relawan lain yang betul-betul, sungguh-sungguh menjadi relawan untuk melaksanakan kegiatan, tetapi ada oknum yang memanfaatkan ini. Tapi sekali lagi sudah kita tindak tegas ya, baik itu mereka yang menyalahgunakan maupun mereka yang menggunakan," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, mantan relawan vaksinasi di Kota Bandung terlibat pemalsuan sertifikat vaksin.
Relawan vaksinasi berinisial Jojo ini diamankan anggota Direktorat Reserse Kriminal Khususs (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat pada Agustus 2021.
Jojo kedapatan memperdagangkan atau menawarkan jasa pembuatan sertifikat vaksin Covid-19 tanpa perlu melakukan penyuntikan vaksin.
Jojo melakulan pemalsuan ini seorang diri.
Baca juga: Polisi Akan Panggil Pembeli Sertifikat Vaksin Ilegal, Tangkap Empat Pembuatnya
Modusnya yakni dengan menggunakan akun media sosial untuk menawarkan sertifikat vaksin tanpa melakukan penyuntikan.
"Sindikasi pertama adalah mulai bulan Agustus kita lakukan profil-ing yang diduga melakukan pemalsuan," ujar Dirkrimsus Polda Jabar, Kombes Pol Arif Rahman, saat gelar perkara di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Selasa (14/9/2021).
Jojo menawarkan pembuatan sertifikat vaksin dengan mematok tarif senilai Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
Pengguna jasa pembuatan sertifikat hanya tinggal menyerahkan NIK KTP, kemudian pelaku mengakses website Primarycare dan memasukkan data pengguna jasa.
"Pelaku JR memasukkan data berupa NIK pemesannya dan pemesan akan mendapatkan sertifikat vaksin Covid tanpa melakukan penyuntikan vaksin terlebih dahulu," katanya.
Dari hasil pemeriksaan, kata dia, pelaku telah menerbitkan sembilan sertifikat vaksin palsu dan memperoleh untung senilai Rp 1,8 juta.
Polisi kemudian melakukan pengembangan dan berhasil mengungkap praktik pemalsuan sertifikat lainnya dengan tersangka IF, MY dan HH.
Menurut dia, salah satu tersangka yakni IF, merupakan relawan vaksinasi sehingga memililki akses ke situs Primarycare.
Baca juga: Dosis Tunggal Vaksin Johnson & Johnson Memiliki Tingkat Kemanjuran 66,9 Persen Terhadap Gejala Berat
"Jadi, ini berbeda dengan hacker yang merusak sistem. Mereka ada akses untuk ke apikasi dan mencantumkan data palsu, padahal belum divaksin. Jadi, ini bukan menjebol data," ucapnya.