Petani di Cisarua Bandung Mengeluh, Ada Sayuran yang Harga Jualnya Rp 1.000 Per Kilo, Dampak PPKM
Harga selada bokor di tingkat petani di Bandung anjlok. Hanya Rp 1.000 per kilogram.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang hingga saat ini terus diperpanjang, ternyata turut berdampak terhadap harga sayuran di daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Akibat kebijakan tersebut, harga sayuran dari tingkat petani menjadi murah meski hasil panen para petani cukup melimpah dan kualitasnya juga sangat bagus.
Hal tersebut dialami oleh petani sayuran di Kampung Gamlok, RT 2/5, Desa Cipada, Kecamatan Cisarua, KBB, sehingga mereka harus menelan kenyataan pahit akibat penerapan PPKM ini.
Seorang petani setempat Ai Sapitra (36) mengatakan, harga sayuran yang saat ini sangat murah yakni selada bokor yang harganya hanya Rp 1.000 per kilogram.
"Kalau harga tomat saat ini naik dengan harga Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu per kilogram, tapi saya tidak menanam tomat," ujar Ai di lahan pertaniannya, Minggu (22/8/2021).
Ai mengatakan, di wilayah itu petani banyak yang menanam sejumlah sayuran seperti selada bokor, cabai rawit, cabai keriting, brokoli, buncis, tomat, dan labu siam.
Hasil panen tahun ini dianggap meningkat dibanding tahun lalu karena hasil panennya relatif sangat baik.
Namun, kondisi ini tetap tidak menguntungkan bagi petani karena harga jual sayuran murah.
"Saya menduga harga sayuran jadi murah karena PPKM karena tempat makan, restoran, sempat ditutup dan hajatan juga enggak boleh," katanya.
Atas hal tersebut, Ai berharap pemerintah memberikan solusi terkait menurunnya harga sayuran tersebut dan pemerintah juga diminta harus bisa mengendalikan harga pupuk yang saat ini mahal.
"Harga pupuk biasanya itu Rp 12 ribu lima ratus, sekarang jadi Rp 15 ribu," ucap Ai.
Plt Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan penurunan harga sayuran memang dampak dari PPKM, sehingga pihaknya langsung mengusulkan ke pemerintah pusat agar menerapkan kembali PPKM Mikro.
"Supaya beberapa wilayah yang zona hijau tetap bisa membuka sektor usaha. Kalau terkait harga terkadang naik terkadang turun apalagi di kondisi PPKM ini yang biasanya omset itu meningkat jadi turun akibat hotel hotel mengurangi belanja," katanya.
Menurutnya, naik turun harga sayuran tersebut sebetulnya memang sudah biasa, sehingga terkait hal ini bagiamana para petani bisa mengolahnya.
Baca juga: 536 Kilometer Jalan di KBB Masih Rusak, Butuh Anggaran Sebesar Ini Untuk Memperbaikinya