Pasien Meninggal di Taksi Online
Pasien Kritis Meninggal di Taksi Online Gara-gara Ditolak Rumah Sakit, Ini Jawaban Pemkot Bandung
Pasien meninggal dunia di dalam taksi onlie gara-gara terhambat penyekatan PPKM Darurat dan ditolak rumah sakit di Kota Bandung.
Penulis: Tiah SM | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Tiah SM
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sekda Kota Bandung Ema Sumarna akan terus menambah tempat tidur di seluruh rumah sakit di Kota Bandung, agar tak ada pasien yang ditolak karena penuh.
"Rumah sakit sedang didorong terus untuk menambah tempat tidur agar pasien tertampung, " ujar Ema, Jumat (9/7/2021).
Menanggapi adanya pasien yang meninggal dalam taksi online karena ditolak rumah sakit dan ada penyekatan jalan, Ema Sumarna merasa prihatin dan ikut bela sungkawa.
Menurut Ema kalau rumah sakit penuh, fakta memang seperti itu tapi kalau hambatan akibat dampak penyekatan tidak harus terjadi.
Baca juga: Cerita Sopir Taksi Online Antar Penumpang Cari RS Sampai Meninggal di Mobil: Saya Juga Panik
"Sebetulnya tinggal bicara ke petugas di lapangan pasti diberi jalan apalagi membawa orang yang sedang sakit/kritis," ujar Ema.
Ema minta kasus tidak terulang dan kasus yang menimpa warga yang meninggal di taksi online akan menjadi bahan evaluasi dan Pemkot Bandung menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya almarhumah.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan rumah sakit ruang IGD tidak boleh menolak pasien apalagi sudah kritis.
"IGD RSKIA dan RSUD harus terima pasien, pasti bisa terima," ujar Ahyani.
Baca juga: Waduh, Pelanggar Prokes PPKM Darurat di Daerah Ini Hanya Kena Sanksi Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Ahyani berjanji akan optimalkan pelayanan di rumah sakit. " Prinsip seluruh RS mengoptimalkan pelayanan, penambahan Tempat tidur dan perluasan IGD," ujarnya.
Menurut Ahyani, pada pelaksanaannya perlu didukung kepastian oksigen dan ketersediaan SDM. (tiah sm)