Pasien Covid-19 Isoman dan Ancaman Happy Hypoxia saat Oksigen Langka dan RS Penuh
Di tengah lonjakan kasus Covid-19, ruang perawatan pasien jadi penuh sehingga banyak pasien Covid-19 yang isoman di rumah, termasuk bagi pasien Covid.
Penulis: Shania Septiana | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID,JAKARTA- Pasien Covid-19 yang isolasi mandiri diri (isoman) di rumah harus memiliki oxymeter selama menjalani isoman.
Di tengah lonjakan kasus Covid-19, ruang perawatan pasien jadi penuh sehingga banyak pasien Covid-19 yang isoman di rumah, termasuk bagi pasien Covid-19 dengan gejala sedang.
Juru bicara WHO, Margaret Harris mengatakan, dengan memiliki oximeter di rumah, pasien dapat mengukur kadar oksigen secara mandiri.
Baca juga: REKOR BARU Covid-19, Hari Ini Tembus 29.745 Positif, Jawa Barat Sumbang Terbanyak Kedua Setelah DKI
"Sehingga, Anda dapat mengidentifikasi apakah saat (isolasi mandiri) di rumah, kesehatan memburuk atau lebih baik dirawat di rumah sakit," kata Harris dalam pengarahan PBB di Jenewa seperti dilansir Reuters, 26 Januari 2021.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bekasi Utara, dr M Irfan SpPD mengatakan, oxymeter membantu pasien Covid-19 memantau kondisi pernafasannya. Seperti diketahui, gejala terpapar virus corona membuat penderitanya jadi sesak nafas.
Oxymeter ukurannya kecil. Penggunannya dengan dijeputkan ke salah satu jari tangan. Setelah itu, oxymeter akan menghitung suplai oksigen ke dalam darah.
"Kalau orang yang sehat itu biasanya angka sekitar 98 sampai 100% di oxymeter. Karena itu jika terinfeksi Covid-19, sangat penting memiliki oksimetri di rumah," kata Irfan kepada Kompas.com, Rabu (3/2/2021).
Baca juga: BOR di Kota Sukabumi Penuh 100 Persen, Ratusan Pasien Covid-19 Lakukan Isolasi Mandiri
Ia menambahkan, jika saturasi oksigen berdasarkan oxymeter menunjukan angka di bawah 95 persen bahkan di bawah 90 persen, maka harus mendapat pertolongan pertama ke rumah sakit.
Fungsi oximeter ini juga untuk mencegah terjadinya happy hipoxia yang tak terdeteksi, sehingga bisa mengancam jiwa. Happy hypoxia, momen saat oksigen di dalam jaringan darah berkurang secara tiba-tiba bahkan bisa berujung dengan kematian.
Rumah Sakit Penuh dan Oksigen Langka
Hanya saja, saat ini, kondisi rumah sakit penuh. Pasien Covid-19 bergejala tidak jarang harus isolasi mandiri di rumah. Untuk mengantisipasi sesak nafas tiba-tiba atau happy hypoxia, pertolongan pertamanya memerlukan bantuan suplai oksigen medis.
Namun oksigen medis pun saat ini langka.
"Itu sebabnya telemedicine sekarang akan menjadi program yang digulirkan RK (Ridwan Kamil) untuk penduduk Jabar. Sesak nafas merupakan keluhan subyektif, harus dinilai secara obyektif. Petugas medis paramedis menentukan urgensi oksigen untuk setiap keluhan sesak nafas," kata Epidemiolog Universitas Islam Bandung (Unisba), dr. Fajar Awalia Yulianto, saat dihubungi Tribun via ponselnya pada Senin (5/7/2021).
Tapi jika merujuk pada tingkat saturasi oksigen normal manusia dewasa yakni di atas 95 persen, bagaimana jika pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah tiba-tiba sesak nafas dengan saturasi di bawah 90 persen berdasarkan alat ukur oxymeter. Hal itu kata dia, belum tentu perlu oksigen.
"Masih ada teknik proning untuk menunggu oksigen datang," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/suasana-isi-ulang-oksigen-di-kota-bandung-restu-fadil-gas-1.jpg)