Virus Corona di Jabar

Banyak Jenazah Covid-19 Ditolak, Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh Wakafkan Tanah untuk Makam

Warga Dusun Sukamakmur, Desa Anggadita, Karawangan kebingungan jenazah Covid-19 ditolak. Wakil Bupati Aep Syaepuloh wakafkan tanah untuk makam.

Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/Irvan Maulana
ILUSTRASI - Warga Dusun Sukamakmur, Desa Anggadita, Karawangan kebingungan jenazah Covid-19 ditolak. Wakil Bupati Aep Syaepuloh wakafkan tanah untuk makam. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi

TRIBUNJABAR.ID, KARAWANG - Sekitar setahun lalu, warga Dusun Sukamakmur, Desa Anggadita kebingungan untuk memakamkan warganya yang meninggal karena Covid-19.

Karena tidak memiliki lahan pemakaman umum di dusunnya, warga yang dimakamkan karena gejala Covid-19 acap kali ditolak.

"Saat itu lagi awal Covid-19, jadi mereka yang meninggal karena Covid-19 kerap kali ditolak," kata Kepala Desa Anggadita Asep Wahyudi saat dihubungi Tribun Jabar, Senin (5/7/2021).

Asep mengatakan, Dusun Sukamakmur tidak memilik lahan pemakaman. Warga yang meninggal di dusun itu akan dimakamkan di dusun lain.

Baca juga: Waduh! Data Jumlah Pasien Meninggal Dunia Akibat Covid-19 di Sumedang Berbeda Antara RSUD dan Satgas

"Lalu Pak Wabup mewakafkan tanahnya seluas kurang lebih sekitar 600 meteran," katanya.

Asep mengaku, selain untuk pemakaman umum warga sekitar. Wakaf itu juga diperuntukkan untuk warga yang gejala Covid-19.

"Kurang lebih sudah ada 10 warga pasien Covid-19 yang dimakamkan di sana," katanya.

Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh membenarkan soal wakaf tersebut.

Wakaf itu karena keprihatinan dirinya saat mendengar adanya warga bergejala Covid-19 yang meninggal ditolak untuk dimakamkan.

Baca juga: REKOR BARU Covid-19, Hari Ini Tembus 29.745 Positif, Jawa Barat Sumbang Terbanyak Kedua Setelah DKI

"Saat itu ramai berita penolakan pemakaman pasien Covid-19. Karena kemanusiaan, maka saya wakafkan lahan itu untuk menjadi pemakaman warga pasien Covid-19," katanya. 

Makam Jenazah Covid-19 di Gunung Bohong

Pemkot Cimahi sedang menyiapkan lahan pemakaman khusus jenazah Covid-19 di area Gunung Bohong karena kondisi pemakaman khusus jenazah Covid-19 di Cimahi hanya tersisa 70 liang lahat.

"Tempat yang sudah kami siapkan adalah Gunung Bohong, Cibeber, sesuai arahan Pak Plt (Plt Wali Kota Ngatiyana, Red)" ujar Wakil Harian Satgas Cimahi,Tata Wikanta usai menggelar Rapat Koordinasi dengan Komisi III DPRD Kota Cimahi, Senin (5/07/20

Baca juga: Angka Kematian Covid-19 di Jabar naik 463 persen, Didominasi Lansia dengan Penyakit Penyerta

Tata mengatakan bahwa penyiapan lahan pemakaman khusus jenazah Covid-19 di Gunung Bohong merupakan salah satu langkah alternatif untuk mengantisipasi penuhnya lahan pemakaman yang ada.

Selama ini, lahan pemakaman khusus jenazah Covid-19 Kota Cimahi berada di Lebak Saat. Selain menyiapkan kawasan Gunung Bohong sebagai tempat pemakaman, Pemkot juga menerima saran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cimahi untuk menggelar pelatihan pemulasaraan jenazah korban Covid-19.

Hal ini terkait masih banyaknya ketakutan dan penolakan masyarakat terhadap jenazah Covid-19.

"Kami akan meningkatkan edukasi kepada masyarakat, lebih intens lagi, terutama terkait penguburan jenazah, karena saat ini masih banyak yang belum memahami tentang (pemakaman) Covid-19. Mudah-mudahan masyarakat akan semakin paham dan bisa tertanggulangi," katanya.

Baca juga: Gali Kubur Pakai Backhoe, Petugas TPU Cikadut Bandung Kewalahan Saat Jenazah Datang 20-30 Per Hari

Tata mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan sosialisasi pemulasaraan jenazah dengan MUI yang melibatkan kader-kader yang ada di wilayah. Dalam hal ini MUI akan memberikan pelatihannya sedangkan kader di kelurahan akan menerima pembekalan.

"Jadi jika nanti ada yang tidak terangani, maka kader di daerah bisa menanganinya," katanya. (*).

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved