Ini Alasan Kenapa Suasana Pagi di Bandung Berkabut Tebal Sampai Kurangi Jarak Pandang
Fenomena alam kabut tebal di pagi hari di Kota Bandung terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Fenomena alam kabut tebal di pagi hari di Kota Bandung terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi Bandung Berkabut itu setelah sebelumnya Bandung Raya diguyur hujan pada siang jelang sore bahkan tidak jarang hingga malam hari.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu membenarkan bahwa saat ini memang ada pemandangan kabut. Tidak hanya di Bandung, tapi di beberapa wilayah di Jabar.
Baca juga: Disebut Plesiran ke Bali di Masa Pandemi, Bupati Bandung: Di Bali Bahas Pertumbuhan Ekonomi
Ia mengatalan, saat ini, wilayah Jabar masih memiliki tingkat kelembapan udara tinggi mencapai lebih dari 85%. Hal itu karena anomali positif suhu muka laut dan aktifnya IOD yang menyebabkan meningkatnya aktivitas konvektif di wilayah barat Indonesia, termasuk Jabar.
"Kondisi ini secara otomatis membuat udara di wilayah tersebut banyak mengandung uap air. Pada dasarnya semakin tinggi suhu maka semakin banyak uap air yang terkandung dalam udara tersebut," ucap Teguh Rahayu saat dihubungi via ponselnya, Senin (21/6/2021).
Ketika terjadi perubahan suhu, dalam hal ini disebabkan perubahan ketinggian atau perubahan, sore ke malam, atau malam ke pagi, maka suhu akan menjadi lebih dingin.
"Sehingga secara termodinamika, udara akan melepas kandungan uap air keluar. Semakin banyak kandungan uap air yang terlepas maka akan tampak menjadi kabut yg sifatnya mengurangi jarak pandang," ucap dia.
BMKG mengimbau masyarakat yang sedang di perjalanan, ketika terjadi kabut, diharap segera menyalakan lampu kabut.
Baca juga: Puluhan Warga Karawang Terpapar Covid-19 Varian Delta yang Berbahaya, Begini Kondisinya Saat Ini
"Apabila tidak ada maka segera menepi dan menyalakan lampu hazard sehingga terlihat oleh pengendara lain. Selalu ikuti dan patuhi rambu keselamatan yang ada," katanya.
kabut tebal sempat terjadi di kawasan Tol Pasteur Kota Cimahi pada Senin (21/6/20210. Fenomena alam kabut tebal itu sempat menghalangi jarak pandang kendaraan roda empat yang bersiap memasuki gerbang Khusus menuju Tol Pasteur.
Bagi pengendara terutama yang melintas di Jalan Tol Purbaleunyi, kondisi kabut sangat berpengaruh pada jarak pandang dan akan berakibat pada keselamatan berlalu lintas.

Kabut Tebal di Bandung
Kabut yang cukup tebal menghalangi jarak pandang pengendara roda empat yang bersiap menuju pintu keluar Tol Pasteur dari Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (21/06/2021). (Tribun Jabar / Zelphi)
Pemandangan Bandung berkabut sendiri mengingatkan Jajang Sobandi (45) pada suasana Bandung era 1980-1990an.
"Jadi ingat masa kecil tahun 1990an. Kalau berangkat sekolah pagi, kami berteman kabut, Bandung berkabut jadi sehari-hari," kata Jajang saat dihubungi via ponselnya, pada Senin (21/6/2021).
Jajang merupakan warga Jalan Sadang Serang Kecaman Coblong Kota Bandung. Hal senada dikatakan Imron Chairul Annam (60) warga Antapani Kota Bandung, pensiunan PNS. Dia mengaku sempat tinggal di kawasan Jalan Cibeunying Kaler pada era 1990-an.
"Dulu tuh berangkat kalau enggak pake angkot ya pake sepeda. Berangkat pagi ke daerah Dago, pemandangan kabut jadi teman sehari-hari," kata Imron ditemui di Jalan Plered. (Zelphi/Mega)